简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Hak atas fotoANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJAImage caption Andi menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Parta
Hak atas fotoANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJAImage caption Andi menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sejak 2015.
Andi Arief, politikus dan Wakil Sekjen Partai Demokrat, dilaporkan telah ditangkap polisi karena diduga menggunakan narkoba jenis sabu-sabu di sebuah hotel di kawasan Slipi, Jakarta Barat.
Informasi yang diterima BBC News Indonesia menyebutkan politikus Partai Demokrat itu ditangkap hari Minggu (03/03) malam di salah-satu kamar di sebuah hotel di Jakbar.
Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari Mabes Polri, tetapi kepada Detikcom, Kabareskrim Polri Komjen Idham Azis membenarkan penangkapan Andi Arief. “Ya benar,” kata Idham Azis, Senin (04/03).
Andi Arief, tujuh kontainer berisi surat suara dan hoaks lain terkait pilpre
Soal tuduhan 'mahar Rp500 miliar ke PKS-PAN', Andi Arief tolak minta maaf, Sandiaga membantah
Antara #JenderalKardus dan #JenderalBaper: pertarungan bakal cawapres Prabowo
Adapun pimpinan Partai Demokrat menyatakan akan segera mengeluarkan pernyataan resmi tentang informasi yang menyebutkan bahwa salah-satu pimpinan mereka ditangkap polisi.
“Kami saat ini belum bisa bicara, nanti pernyataan resmi disampaikan,” kata Ferdinand Hutahean, politikus Partai Demokrat, saat dihubungi BBC ews Indonesia, Senin (04/03) siang.
Beberapa laporan yang dihimpun BBC News Indonesia mengungkapkan bahwa Andi Arief diduga menggunakan shabu sesaat sebelum penggerebekan.
Disebutkan barang bukti yang didapatkan di ruangan kamar hotel antara lain bong serta alat pakainya.
Sebelumnya, Andi Arief beberapa kali mengeluarkan pernyataan kontroversial yang menimbulkan pro-kontra di masyarakat, diantaranya pernyataanya soal 'jendral kardus' pada Agustus tahun lalu.
Melalui akun Twitternya, Andi Arief menyebut Prabowo sebagai 'Jenderal Kardus' terkait pecah kongsinya Partai Demokrat dan Partai Gerindra soal cawapres yang akan mendampingi Prabowo.
Ketika itu, Andi menyebut bahwa 'PAN dan PKS telah menerima uang masing-masing Rp500 miliar dari Sandiaga Uno' agar mereka mendukung pencalonannya. Tuduhan ini langsung dibantah.
Aktivis pro-demokrasi
Dan Januari lalu, Andi kembali melontarkan pernyataan kontroversial bahwa ada tujuh kontainer berisi surat suara yang sudah tercoblos.
Tuduhan ini langsung dibantah Komisi Pemilihan Umum yang menyebutnya sebagai hoaks. Andi bahkan sempat diancam akan dilaporkan kepada polisi atas tuduhannya itu.
Sejak 2015, Andi menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat.
Andi juga pernah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam dari tahun 2009 hingga 2014 dimasa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat mahasiswa, Andi dikenal sebagai aktivis pro-demokrasi Di periode akhir kekuasaan Orde Baru, pria kelahiran 1970ini aktif di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) yang berafiliasi dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD).
Akibat kegiatannya itu, dia menjadi salah satu korban penculikan aktivis pada tahun 1997-1998.
Berita akan terus dilengkapi.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.