简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Hak atas fotoReutersImage caption Huang Wensi merayakan kemenangannya ketika meraih sabuk emas dalam
Hak atas fotoReutersImage caption Huang Wensi merayakan kemenangannya ketika meraih sabuk emas dalam kejuaraan kelas terbang super (Asia Female Continental Super Flyweight)
Huang Wensi adalah salah satu dari sedikit petinju perempuan yang jumlahnya kian berkembang, menantang stereotip tradisional yang kerap kali menjauhkan perempuan dari olahraga ini.
“Seorang perempuan tidak terbatas hanya menjadi seorang istri atau ibu di rumah,” tutur Huang, perempuan berusia 29 tahun yang menggeluti olahraga tinju.
Lahir di sebuah kota kecil di provinsi Guangdong yang terletak di Cina sebelah selatan, Huang mulai bertinju pada tahun 2002. Dia bergabung menjadi atlet tim provinsi tiga tahun kemudian, namun pensiun pada 2011 lantaran cedera yang dideritanya.
Dia bertemu suaminya pada 2015 dan putranya lahir setahun kemudian.
Petinju transgender kalahkan petinju pria di ring profesional
PV Sindhu, bintang bulu tangkis India dengan penghasilan Rp2 miliar per minggu
Iran tahan 35 perempuan yang mencoba nonton sepak bola di stadion
Setelah masa depresi berat usai kelahiran putranya, Huang terinspirasi untuk melakukan pelatihan yang melelahkan dan kembali ke tinju profesional.
Pada tahun 2018, upayanya berbuah manis ketika dia memenangkan sabuk emas kejuaraan kelas terbang super perempuan se-Asia.
Hak atas fotoReutersImage caption Suami Huang, Deng Peipeng, merawat putra mereka ketika Huang latihan untuk kejuaraan tahun 2018 di pusat kebugaran lokal di Lianjiang, provinsi Guangdong. Hak atas fotoReutersImage caption Selain menjadi atlet tinju, Huang juga bekerja sebagai guru Hak atas fotoReutersImage caption Seiring dengan makin mendekatnya kejuaraan, Huang melanjutkan latihannya di Ningbo, provinsi Zhejiang Hak atas fotoReutersImage caption Huang ketika menjalani sesi latihan terakhirnya sebelum pergi ke Taipei, Taiwan untuk pertandingan dalam kejuaraan 2018. Hak atas fotoReutersImage caption Ketika tiba di Taipei, Huang menekankan bahwa dia pantas untuk mendapat gelar kelas terbang super. Saat itu beratnya 53,5kg, sedikit lebih berat dari yang diperbolehkan di kelas itu (52,1kg). Hak atas fotoReutersImage caption Huang terus melakukan latihan untuk menurunkan berat badannya. Penyelenggara kejuaraan itu memberinya waktu 2 jam untuk menurunkan 1,3 kilogram beratnya, atau menghadapi diskualifikasi. Hak atas fotoReutersImage caption Huang menerima ucapan penyemangat dari asisten pelatihannya pada saat pertandingan Hak atas fotoReutersImage caption Dalam pertandingan itu, Huang berhadapan dengan petinju Thailand Jarusiri Rongmuang. Hak atas fotoReutersImage caption Pertandingan itu berlangsung selama tujuh ronde Hak atas fotoReutersImage caption Huang bereaksi usai wasit memberinya kemenangan TKO dalam pertandingan tujuh ronde itu Hak atas fotoReutersImage caption “Jangan panggil aku raja,” ujar Huang yang mencoba menahan tangis haru atas kemenangannya. “Tolong panggil aku ratu dari ring tinju.”
Foto-foto ini dilindungi oleh hak cipta
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
FOREX.com
AVA Trade
FP Markets
OANDA
TMGM
Exness
FOREX.com
AVA Trade
FP Markets
OANDA
TMGM
Exness
FOREX.com
AVA Trade
FP Markets
OANDA
TMGM
Exness
FOREX.com
AVA Trade
FP Markets
OANDA
TMGM
Exness