简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Hak atas fotoGetty ImagesImage captionBarack Obama gagal memperkuat pengawasasan senjata di AS.Manta
Hak atas fotoGetty ImagesImage caption
Barack Obama gagal memperkuat pengawasasan senjata di AS.
Mantan presiden Amerika Serikat, Barack Obama mendesak warga Amerika untuk menolak bahasa dari pemimpin manapun yang memicu kebencian dan “mendukung iklim ketakutan dan kebencian”.
Obama tidak menyebutkan nama tetapi penyataan yang jarang ini dilontarkan setelah Presiden Donald Trump berusaha menjawab kritikan terhadap retorika anti-imigrannya yang dianggap memicu kekerasan.
Dalam pidato hari Senin (05/08), Trump mengutuk kebencian dan supremasi kulit putih.
Pernyataan itu muncul setelah setelah 31 orang meninggal dunia dalam penembakan massal di Texas dan Ohio.
Saat masih berkuasa, Obama telah berupaya tetapi gagal dalam membatasi pemilikan senjata. Dia mengatakan kepada BBC pada tahun 2015 bahwa kegagalannya meloloskan “hukum keamanan senjata berdasarkan akal sehat” merupakan kekecewaan terbesar pada masa kepresidenannya.
Penembakan di El Paso dan Dayton, AS: Setidaknya 29 orang tewas, pelaku 'akan dihukum mati'
Kritik Donald Trump kepada anggota kongres Demokrat dituduh rasis
DPR AS sepakat 'kecam komentar rasis Presiden Trump'
Obama tidak mengomentari secara langsung retorika kontroversial Trump terkait migran, tetapi mengeluarkan pernyataan pada Senin (05/08).
“Kita harus menolak bahasa yang keluar dari mulut pemimpin kita yang manapun, yang mendukung iklim ketakutan dan kebencian atau menjadikan sentimen rasisme seolah seperti hal yang wajar; pemimpin yang menjelekkan orang-orang yang terlihat berbeda dengan kita, atau mengisyaratkan bahwa orang lain, termasuk para imigran, mengancam gaya hidup kita, atau menganggap orang lain sebagai manusia yang lebih rendah, atau menyiratkan bahwa Amerika dimiliki oleh hanya satu jenis orang,” katanya.
“Hal ini tidak punya tempat dalam politik dan kehidupan kita. Dan sekarang adalah saatnya bagi mayoritas warga Amerika yang memiliki niat baik, dari semua ras dan keyakinan dan partai politik, untuk mengatakannya - secara jelas dan tegas.”
Selama kampanye kepresidenannya Trump mengatakan imigran Meksiko termasuk kelompok pedagang narkoba, penjahat dan pemerkosa.
Baru-baru ini, Trump menyebabkan kemarahan banyak pihak setelah menyatakan bahwa empat anggota Kongres kulit berwarna “untuk pulang dan membantu memperbaiki tempat asal mereka yang rusak sama sekali dan penuh kejahatan”. Dia menyangkal bahwa komentarnya rasis.
Hak atas fotoAFPImage caption
“Lewat satu suara, bangsa kita harus mengutuk rasisme, kefanatikan dan supremasi kulit putih,” kata Trump.
Apa yang Presiden Trump katakan?
Lewat sebuah pernyataan dari Gedung Putih pada hari Senin (05/08) Trump mendesak dilakukannya reformasi pengawasan senjata melalui kesehatan jiwa; hukuman mati bagi pelaku pembunuhan massal dan peningkatan kerja sama berbagai pihak terkait peraturan senjata.
“Penyakit jiwa dan kebencian yang memicu pelatuk, bukannya senjata,” kata Trump.
Dia tidak menyatakan dukungan terhadap berbagai langkah pengawasan senjata di Kongres.
Trump ke perempuan anggota Kongres bukan kulit putih: 'Kembali ke negara asal Anda'
Komentar rasis Trump, keluhan jemaah di New York 'diteriaki pulang ke negaramu'
Trump: Saya tidak setuju dengan teriakan 'pulangkan dia' terhadap Ilhan Omar
“Lewat satu suara, bangsa kita harus mengutuk rasisme, kefanatikan dan supremasi kulit putih,” kata Trump. “Ideologi jahat harus dikalahkan. Kebencian tidak memiliki tempat di Amerika,” kata Trump.
Presiden Trump juga menyebutkan sejumlah kebijakan, termasuk peningkatan kerja sama antara badan pemerintah dan perusahaan media sosial, perubahan hukum kesehatan jiwa disamping diakhirinya “mendewa-dewakan kekerasan” di budaya Amerika.
Trump mendesak adanya hukum darurat yang memungkinkan pejabat penegakan hukum untuk mengambil senjata dari orang-orang yang diyakini membahayakan diri mereka sendiri dan orang-orang lain.
Hak atas fotoAFPImage caption
Rekaman CCTV yang menunjukkan terduga pelaku penembakan telah tersebar.
Trump mengatakan badan pemerintahan harus bekerja sama dan mengidentifikasi orang-orang yang melakukan tindakan kekerasan, mencegah mereka mendapatkan akses ke senjata dan juga mengusulkan pemenjaraan paksa sebagai cara untuk menghentikan orang yang dapat melakukan penyerangan.
Dia juga mengatakan dirinya telah meminta kementerian kehakiman untuk mengajukan undang-undang guna memastikan pelaku kejahatan kebencian dan pembunuhan massal dihukum mati.
Presiden mengkritik internet dan pemainan video yang “mengerikan” karena mendukung kekerasan di masyarakat.
“Sekarang terlalu mudah bagi anak muda bermasalah untuk mengelilingi diri mereka dengan budaya yang mendukung kekerasan,” katanya. “Kita harus menghentikan atau sangat mengurangi hal ini dan ini harus segera dimulai.”
Selebriti kecam penembakan minoritas di Amerika
Sedikitnya 10 tewas dalam penembakan di Amerika Serikat
Penembakan di sekolah AS: Seorang siswa tewas, dua pelajar jadi tersangka
Tetapi Trump tidak menyinggung kritikan terhadap retorika kerasnya sendiri menentang menentang imigrasi gelap. Pernyataan Trump ini disebut para penentangnya menyebabkan naiknya serangan bermotif rasisme.
Trump dikritik ketika dirinya salah menyebut kota di Ohio sebagai tempat penembakan. Kejadian yang menyebabkan sembilan orang meninggal, terjadi di Dayton tapi Trump menyebutnya di Toledo.
“Semoga Tuhan memberkati orang-orang yang menjadi korban di Toledo, semoga Tuhan melindungi mereka. Semoga Tuhan melindungi semuanya dari Texas sampai Ohio,” katanya sebelum turun dari panggung.
Hak atas fotoReutersImage caption
Upacara untuk para korban di Brooklyn, New York, pada hari Senin.
Apa yang terjadi di Texas dan Ohio?
Penembakan hari Sabtu di Walmart, El Paso, Texas, menewaskan 22 orang dan menyebabkan 24 lainnya luka-luka.
Terduga pelaku ditangkap, bernama Patrick Crusius, adalah penduduk kota Allen, dekat Dallas. Dia diyakini sebagai penulis dokumen yang ditaruh di internet sebelum penembakan yang menyatakan serangan tersebut sebagai “respons terhadap invasi orang Amerika Latin terhadap Texas”.
Kemudian pada Minggu (04/08) dini hari, seorang pria bersenjata membunuh saudara perempuan dan delapan orang lainnya di Dayton, Ohio. Dua puluh tujuh orang lainnya luka-luka.
Terduga pelaku, Connor Betts, 24 tahun, ditembak mati polisi. Para pejabat belum mengumumkan alasan serangan dan polisi mengatakan pada hari Senin (05/08) tidak jelas apakah dia memang bermaksud membunuh saudara perempuannya.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.