Bursa Saham Asia: PBoC Mendorong Saham Asia-Pasifik Meskipun Ada Tantangan Dari Barat

• Indeks MSCI Asia-Pasifik melonjak ke level tertinggi 2,5 tahun karena PBoC melonggarkan pembatasan valas.

• Australia membuka perbatasan internasional untuk Selandia Baru dan negara-negara berisiko rendah lainnya di kawasan Asia-Pasifik.

• Penolakan Pelosi terhadap proposal stimulus Trump membatasi risk-on besar pada hari Jumat.

• Hari libur AS, kalender ekonomi ringan menawarkan sedikit harapan kepada bulls.

Saham Asia tetap dalam penawaran beli, dipimpin oleh Tiongkok, saat menuju pembukaan Eropa pada hari Senin. Meskipun berita akhir pekan menantang optimisme Jumat, terutama karena obrolan seputar stimulus virus corona (COVID-19) AS, People's Bank of China (PBoC) berhasil membuat bulls pasar tetap senang.

PBoC melonggarkan peraturan untuk lembaga-lembaga keuangan yang melayani pedagang valas. Terakhir kali bank sentral Tiongkok melakukan tindakan seperti itu, yuan turun lebih dari 2,0 dalam tiga minggu berikutnya. Hasilnya, pedagang ekuitas di Beijing dan Hong Kong terhibur berita tersebut sembari mencatat kenaikan lebih dari 2,0% pada saat penulisan. Namun, harus dicatat bahwa Gubernur PBoC Yi Gang telah mengesampingkan mengikuti Barat dalam hal pelonggaran moneter yang berlebihan.

Perlu disebutkan bahwa Jepang menampilkan data beragam pada Pesanan Mesin dan Indeks Harga Produsen, masing-masing untuk bulan Agustus dan September. Padahal, kekhawatiran bahwa keluarnya BoJ dari easy money di masa depan akan terlalu menantang bagi pasar tampaknya membebani Nikkei 225 Jepang, turun 0,30% dalam basis intraday ke 23.547 sekarang.

Di tempat lain, Australia melonggarkan pembatasan perjalanan bagi pengunjung dari Selandia Baru sembari juga mempertimbangkan untuk segera menurunkan larangan untuk negara-negara seperti Korea Selatan dan Indonesia. Berita tersebut membantu indeks saham dari Australia, Selandia Baru, Korea Selatan dan Indonesia untuk mencetak kenaikan ringan sedangkan indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik lebih dari 1,0% untuk menjajaki tertinggi awal 2018. Selain itu, BSE Sensex India dan bursa berjangka AS cukup positif pada saat penulisan.

Selanjutnya, informasi terbaru mengenai stimulus COVID-19 AS dan pemilihan presiden akan menjadi sesuatu yang penting yang harus diperhatikan sementara berita virus dari Eropa dan Inggris juga dapat menawarkan arahan perdagangan jangka pendek. Meski begitu, tidak adanya pedagang treasury AS akan membatasi pergerakan pasar.