Kontrak Berjangka S&P 500 Cetak Kenaikan Tipis Di Sekitar 3.850 Di Tengah Petunjuk Beragam Selama Sesi Yang Sepi

• Kontrak berjangka S&P 500 menahan diri untuk menghormati risk-off hari Jumat bahkan karena varian covid dan stimulus AS menahan para pembeli.

• Kalender yang sepi semakin meredam kinerja pasar tetapi tetapa ada risk on yang didukung Biden.

Kontrak berjangka S&P 500 mengambil tawaran beli mendekati 3.848, dalam menguat intraday sebesar 0,30%, selama Senin pagi. Dengan demikian, barometer risiko ini mendapatkan kembali momentum kenaikan, meskipun perlahan, menyusul kinerja suram hari Jumat yang pertama kalinya dalam empat hari sebelumnya.

Meskipun tidak ada kabar baik utama yang diluncurkan selama sesi Asia, laporan yang menyebutkan percepatan persetujuan vaksin virus corona (COVID-19) di Australia dan pernyataan Senator AS yang mendukung stimulus fiskal Presiden Joe Biden tampaknya telah mendorong risiko.

Sebaliknya, berita tentang varian covid pertama di Northland, Selandia Baru dan meningkatnya kemungkinan diberlakukannya lockdown ketiga di Perancis membebani sentimen. Yang juga di sisi negatifnya bisa jadi adalah berita bahwa Presiden AS Biden membalikkan pelonggaran pembatasan perjalanan era Trump terkait Inggris, Brasil, dan Irlandia Utara.

Baca: Implikasi Varian Covid Karena Pasar Mempertimbangkan Risikonya

Perlu dicatat bahwa kalender yang sepi dan membaiknya sentimen menjelang Fed minggu ini, tak ketinggalan PDB AS kuartal keempat (Q4), juga diamati para pelaku pasar.

Di tengah semua hal di atas, Nikkei 225 Jepang dan ASX 200 Australia naik 0,30% sedangkan imbal hasil Treasury AS 10-tahun tetap kokoh di sekitar 1,098% pada saat berita ini ditulis. Selain itu, indeks dolar AS (DXY) memangkas kenaikan hari Jumat sambil turun ke 90,21.

Sementara sentimen risk-on baru-baru ini menantang dolar AS dan mendukung komoditas dan mata uang Antipodean, kekuatan momentum tidak cukup untuk menarik para pembeli karena ketidakpastian atas paket bantuan AS tetap bercokol. Selain itu, pembaruan varian covid mengingatkan kekhawatiran akan resesi double-dip dalam ekonomi utama global dan menantang para pedagang yang optimis.