简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Berikut bisa menjadi panduan Anda dalam mengatur perencanaan keuangan bagi keluarga muda agar tak bikin sakit kepala dan terhindar dari pertengkaran soal uang
Pasangan muda atau yang baru menikah acapkali menghadapi kesulitan dalam mengelola keuangan. Hal ini wajar lantaran ada penyesuaian kembali dalam menjalani hidup baru bersama-sama, termasuk soal uang.
Namun, perencanaan keuangan bagi keluarga muda harus benar-benar dikelola dan mencapai kesepakatan bersama agar tak bikin sakit kepala dan terhindar dari pertengkaran.
Uang adalah problem serius yang kerap diperdebatkan oleh pasangan suami-istri. Karenanya, diperlukan rasa saling pengertian dan kerja sama agar dapat mencegah pertengkaran finansial di masa depan.
Sekalipun suami dan istri sama-sama bekerja dan memiliki penghasilan masing-masing, pasangan tidak bisa mengelola uang untuk rumah tangga secara terpisah.
Keduanya harus berbagi pengeluaran dan mendiskusikan keuangan agar tetap pada jalur yang benar.
Berikut ini bisa menjadi panduan Anda dan pasangan dalam mengatur perencanaan keuangan bagi keluarga muda, merujuk berbagai sumber.
1.Tentukan Prioritas
Setelah menikah, Anda harus menyadari bahwa pendapatan akan menjadi satu. Di sisi lain, pengeluaran juga semakin bertambah karena kebutuhan yang ikut meningkat.
Penting untuk mendiskusikan terlebih dahulu dengan pasangan tentang tujuan keuangan yang ingin Anda berdua capai bersama.
Misalnya, menyisihkan gaji untuk prioritas KPR rumah, cicilan kendaraan, biaya persalinan anak, pendidikan anak, tabungan darurat, asuransi jiwa, investasi, dan lain sebagainya.
Memastikan Anda dan pasangan memiliki prioritas yang sama atau dapat menemukan jalan tengah, dapat membantu menghindari perselisihan dan problem keuangan di kemudian hari.
2. Kesepakatan Pembagian PengeluaranKesepakatan ini biasanya dilakukan sebelum pernikahan, menjelang pernikahan, maupun setelah pernikahan.
Memiliki kesepakatan pembagian pengeluaran rumah tangga sangatlah krusial dibahas karena menyangkut pemenuhan kebutuhan rutin agar tak saling tumpang tindih dan lepas tanggung jawab.
Jika Anda dan pasangan sama-sama bekerja, rinci seluruh pengeluaran yang sifatnya pokok atau primer, kemudian bagi dan atur berdasarkan besaran pendapatan.
Misalnya, istri bertanggung jawab atas kebutuhan konsumsi harian, listrik, air, dan internet. Sementara suami membayar cicilan KPR rumah, mobil atau motor, asuransi, dan tabungan.
3. Catat Anggaran Keuangan BulananMencatat anggaran keuangan bulanan secara rutin bertujuan agar keuangan rumah tangga tetap sehat dan tepat sasaran. Buatlah catatan pengeluaran tepat setelah Anda gajian dan sebelum membelanjakannya.
Merujuk Money Crasher, Anda bisa membagi ke dalam pos-pos. Misalnya, tulis sedetail mungkin kebutuhan rutin bulanan Anda dalam pos primer seperti tagihan listrik, air, internet, belanja keperluan dapur.
Di pos keinginan, dapat dirinci untuk pakaian dan jajan di luar sesekali. Di pos ekstra, khusus untuk pengeluaran tak terduga seperti kado nikahan teman, biaya servis atau pajak kendaraan, obat-obatan.
Jangan ragu mengajak diskusi pasangan jika ada indikasi overbudget agar bisa dicari solusinya, misal memotong pengeluaran yang tak perlu.
4. Persetujuan Satu RekeningPerihal pembagian siapa yang bertugas mengelola pengeluaran tertentu bisa dilakukan kedua belah pihak. Namun agar memudahkan mencatat pengeluaran dan tabungan, bisa membuat rekening khusus.
Tentukan siapa yang berhak untuk menarik dan mentransfer uang dari rekening tabungan dan rekening pengeluaran.
Dalam banyak kasus, istri lebih mendominasi perihal pengeluaran dan pembayaran. Letakkan semua pengeluaran yang diperlukan ke dalam rekening khusus, dan hindari menggunakan rekening pribadi agar tidak terjadi salah paham dalam rumah tangga.
5. Investasi dan Dana DaruratPerencanaan keuangan bagi keluarga muda selanjutnya adalah menyisihkan dana darurat.
Ini dilakukan untuk mengantisipasi jika terjadi suatu kejadian di luar prediksi, seperti musibah, kehilangan pekerjaan, sakit, perbaikan rumah, servis kendaraan, dan lainnya.
Memiliki cadangan dana darurat tidak akan mengganggu pos keuangan lain untuk rumah tangga. Namun pastikan dana darurat ini mudah dicairkan.
Walaupun gaji mungkin tergolong pas-pasan, tetaplah disiplin menabung untuk dana darurat meskipun kecil, minimal 10 persen dari penghasilan Anda dan pasangan.
Jika dalam upaya mengejar target tabungan dana darurat terasa sulit, gunakan penghasilan tahunan seperti THR dan bonus untuk menutup cadangan dana darurat.
6. Belanjakan Uang untuk Barang yang DibutuhkanSaat belanja bulanan, belilah yang memang dibutuhkan atau yang jadi kebutuhan utama Anda. Untuk mencegah khilaf saat belanja bulanan, buatlah terlebih dahulu daftar belanjaan Anda di rumah.
Jangan ragu membeli barang diskon, namun tetap pastikan bahwa barang yang Anda beli memang yang dibutuhkan dan sifatnya jangka panjang.
7. Hindari UtangSebisa mungkin hindari berutang, khususnya utang berbunga tinggi seperti kartu kredit dan KTA. Jika tak cermat menggunakannya, Anda akan terjerumus menjadi konsumtif dan menyulitkan perencanaan keuangan keluarga.
Mengutip The Balance, normalnya, pembayaran tagihan kartu kredit setengah dari total tagihan atau pemakaian. Jika bisa pembayaran penuh akan jauh lebih baik karena Anda hanya sekali membayar bunga.
Selalu ingat untuk jangan pernah terlambat membayar tagihan kartu kredit. Anda akan dikenakan denda dan bunga yang cukup tinggi per bulannya.
8. Mencari Penghasilan TambahanSeiring bertambahnya keahlian dan pengalaman kerja Anda, akan diikuti dengan bertambahnya penghasilan bulanan atau peningkatan pendapatan. Selain untuk menabung, ini bisa Anda manfaatkan untuk menambah anggaran investasi.
Investasi jangka panjang seperti saham, properti, atau reksadana bisa menjadi sumber penghasilan tambahan anda di kemudian hari.
Bagaimana jika tergolong penghasilan pas-pasan?
Ada dua cara yang dapat dicoba. Pertama, memanfaatkan waktu luang atau keahlian Anda dengan bekerja freelance karena sifatnya yang fleksibel dan yang kedua mendirikan usaha sampingan.
9. Rutin EvaluasiDalam perjalanannya, Anda dan pasangan pasti mengalami kendala mengelola perencanaan keuangan. Demi meminimalisasi konflik, lakukan evaluasi rutin setiap bulan agar arah keuangan keluarga tetap berada pada jalur.
Analisis jika terjadi pembengkakan keuangan pada pos tertentu. Perencanaan keuangan bersama pasangan haruslah menyenangkan, nyaman, dan selalu menjadi lebih baik.
Yang perlu dipahami adalah Anda berdua berasal dari pengalaman hidup yang berbeda, sehingga wajar saja jika memiliki dua pandangan yang sangat berbeda tentang uang.
Kuncinya adalah saling memahami dan temukan jalan tengahnya dengan mencoba tahap perencanaan keuangan di atas agar rumah tangga lebih tenang dan bahagia.
Sumber : CNN
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.