简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:penurunan nilai tukar rupiah terjadi di tengah tren penguatan dollar AS terhadap mata uang dunia di tengah tren peningkatan yield Treasury AS.
Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari ini, Selasa (9/3/2021).
Pada perdagangan Senin (8/3), nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,42 persen atau 60 poin ke level 14.360. Secara tahun berjalan, rupiah telah melemah 2,21 persen.
Senior VP Economist Bank Permata Joshua Pardede menuturkan penurunan nilai tukar rupiah terjadi di tengah tren penguatan dollar AS terhadap mata uang dunia di tengah tren peningkatan yield Treasury AS.
Peningkatan yield US Treasury tersebut didorong oleh ekspektasi peningkatan inflasi AS dalam jangka pendek sejalan dengan ekspektasi pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
“Peningkatan yield UST tersebut selanjutnya mendorong koreksi atau pelemahan pasar obligasi global yang terindikasi dari keluarnya aliran modal asing dari pasar obligasi negara berkembang termasuk pasar obligasi domestik,” paparnya kepada Bisnis, Senin (8/3/2021).
Kepemilikan asing pada SBN tercatat turun, pada Februari 2021, kepemilikan asing sekitar US$1,06 miliar, sementara awal Maret, kepemilikan asing pada SBN turun sekitar US$545 juta.
Sementara yield SUN dengan tenor 10 tahun tercatat naik sekitar 16bps jika dibandingkan dengan akhir Februari 2021 dan naik sekitar 56bps jika dibandingkan dengan akhir Januari 2021.
Menurutnya, kondisi perekonomian AS yang terus membaik terindikasi dari tren penurunan tingkat pengangguran, tren inflasi yang diukur berdasarkan perubahan konsumsi personal yang cenderung meningkat.
Inflasi tahunan AS pada Februari 2021 yang akan dirilis hari Rabu besok diperkirakan akan kembali meningkat ke kisaran 1,7 persen dari bulan sebelumnya 1,4 persen.
Optimisme pemulihan ekonomi AS tersebut juga didukung oleh stimulus fiskal AS sebesar US$1,9triliun yang diumumkan Sabtu kemarin serta perkembangan vaksinasi di AS, diperkirakan akan mendorong eskpektasi pertumbuhan ekonomi AS tahun 2021 yang cenderung lebih tinggi dari perkiraan awal.
Di tengah tren penguatan dolar AS yang didorong oleh kenaikan yield Treasury AS, rupiah diperkirakan akan bergerak stabil terindikasi dari volatilitas rupiah yang tetap terjaga meskipun rupiah telah melemah sekitar 2,4 persen atau 330 poin sejak akhir Januari 2021.
“Bank Indonesia juga akan tetap berada di pasar untuk melakukan langkah-langkah stabilisasi melalui triple intervention di pasar spot dan derivatif valas serta pasar SBN,” urainya.
Oleh sebab itu, rupiah diperkirakan akan berada di rentang 14.300-14.475 dalam jangka pendek ini mempertimbangkan juga bahwa fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik serta pemulihan ekonomi nasional yang juga ditopang oleh intervensi kebijakan fiskal dan moneter serta akselerasi program vaksinasi.
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, 9 Maret 2021”,
Sumber : https://market.bisnis.com/read/20210309/93/1365494/nilai-tukar-rupiah-terhadap-dolar-as-hari-ini-9-maret-2021.
Author: Rinaldi Mohammad Azka
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Dolar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (26/10), setelah bergerak di kisaran sempit karena pasar menunggu berita dari pertemuan bank sentral mendatang yang mungkin memicu volatilitas. Setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa konsumen AS lebih percaya tentang ekonomi daripada yang diperkirakan, indeks dolar naik moderat 0,1 persen pada 93,9280 pada pukul 15.30 waktu setempat (19.03 GMT).
Setelah sempat turun tajam dari ketinggian di $1,800 ke $1,774 pada minggu sebelumnya, pada minggu lalu harga emas berhasil naik kembali ke $1,792 oleh karena meningkatnya kekuatiran akan inflasi yang problematik dan melemahnya dollar AS ditambah dengan postur tehnikal grafik yang baik. Namun emas sulit untuk menembus $1,800 kecuali yields obligasi AS terus turun.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2021 naik 16 sen, atau sekitar 0,19 persen, menjadi US$82,44 per barel di New York Mercantile Exchange pada Senin (18/10/2021).
Memulai minggu lalu, harga emas bertahan di $1,759 dan pada hari Kamis mengalami keuntungan yang mengesankan dengan harga emas naik ke $1,801 antara lain karena melemahnya dollar AS. Namun mengakhiri minggu lalu harga emas turun tajam pada hari Jumat sebanyak $32 ke $1,767.