简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Harga emas merosot lagi lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin
Harga emas merosot lagi lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin (8/3/20221) waktu setempat (Selasa pagi WIB), terperosok ke level terendah sejak April 2020 dan memperpanjang penurunan untuk hari keempat beruntun. Penurunan harga logam mulia ini tertekan dollar AS dan imbal hasil obligasi Pemerintah AS yang terus meningkat. Naiknya greenback dan imbal hasil obligasi ini mendorong investor meninggalkan emas yang tidak memberikan imbal hasil. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di Divisi COMEX New York Exchange, anjlok lagi 20,5 dollar AS atau 1,21 persen ditutup pada 1.678,00 dollar AS per ounce.
Akhir pekan lalu, Jumat (5/3/2021), emas berjangka turun 2,2 dollar AS atau 0,13 persen menjadi 1.698,50 dollar AS per ounce. Sementara pada Kamis (4/3/2021), harga emas juga melemah 15,10 dollar AS atau 0,88 persen menjadi 1.700,70 dollar AS setelah terpangkas 17,8 dolar AS atau 1,03 persen menjadi 1.715,80 dolar AS pada Rabu (3/3/2021). Indeks dollar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, melonjak ke tertinggi tiga bulan.
Sementara imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10-tahun bertahan di dekat level tertinggi lebih dari satu tahun, meningkatkan peluang kerugian memegang logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil. “Kami memiliki ekonomi yang sedang pulih dan inflasi sedang terwujud; yang pada akhirnya berarti imbal hasil memiliki ruang untuk bergerak lebih tinggi,” kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities, menambahkan bahwa emas bisa jatuh ke bawah 1.660 dollar AS. Melek juga mencatat bahwa lonjakan tak terduga dalam data penggajian (payrolls) non pertanian AS dan pasar saham yang kuat lebih merupakan cerminan dari ekonomi yang membaik dan bukan inflasi yang “sangat tinggi”. Emas sendiri dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Persetujuan Kongres AS atas rencana bantuan Covid-19 senilai 1,9 triliun dolar AS dari Presiden Joe Biden gagal membuat logam tetap bertahan.
Para analis juga mengatakan kegagalan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell untuk mengatasi lonjakan imbal hasil AS pekan lalu semakin menekan emas. “Meskipun pasar belum mendapat banyak tekanan balik dari Fed pada imbal hasil, ada sedikit keraguan bahwa Fed tidak akan bertindak dan kenaikan suku bunga tidak mungkin tahun ini, itu akan mendukung emas,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA. Tetapi dalam waktu dekat sebut dia, emas bisa diperdagangkan antara 1.650 dollar AS hingga 1.700 dollar AS. “Dengan pergerakan di bawah 1.650 dollar AS kemungkinan akan mengundang beberapa tekanan jual,” tambah dia. Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 1,8 sen atau 0,07 persen menjadi 25,269 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April terangkat 24 dollar AS atau 2,13 persen ditutup pada 1.152,3 dollar AS per ounce.
Sumber : Kompas
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
AUD/USD datar hari ini karena tekanan meningkat di bawah tertinggi semalam di dekat 0,7430. Harga telah jatuh sekitar 0,22% di Asia pada hari Selasa k
Emas mengalami aksi jual agresif selama awal sesi Amerika Utara dan turun ke terendah satu setengah minggu, di sekitar wilayah $1.776 dalam satu jam t
Emas menarik aksi beli baru pada hari pertama minggu perdagangan baru dan membangun pergerakan positif intraday sepanjang awal sesi Amerika Utara. Wab
Minyak mentah melanjutkan momentum kenaikan sesi sebelumnya pada hari Rabu. Harga pulih dari terendah intraday yang diperdagangkan di dekat tertinggi