简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:GBP/USD yang semula diperdagangkan di 1.3980 pada perdagangan sesi Asia, mengalami penurunan ke 1.3920 akibat naiknya dollar AS, sekalipun GDP Inggris keluar lebih baik daripada yang diperkirakan.
GBP/USD yang semula diperdagangkan di
1.3980 pada perdagangan sesi Asia, mengalami penurunan ke 1.3920 akibat
naiknya dollar AS, sekalipun GDP Inggris keluar lebih baik daripada yang
diperkirakan.
Obligasi AS, khususnya benchmark global
10 tahun, telah menjadi penentu arah pasar yang dominan, yang mengatasi
stimulus, pembukaan kembali ekonomi Inggris dan event-event lainnya.
Fokus pasar masih tetap ada pada yields AS khususnya apa yang akan
dilakukan oleh Fed menghadapinya.
Amerika Serikat mengadakan tiga lelang
obligasi dan semuanya berlangsung dengan lebih tenang dibandingkan
dengan yang ditakutkan pasar sebelumnya. Pada awalnya permintaan yang
kuat terhadap surat hutang AS telah membantu menurunkan yields dan
membebani dollar AS namun hanya sebentar. Selanjutnya, ekspektasi
mengenai pertumbuhan ekonomi yang kuat di AS membuatnya tidak tahan
lama.
Paket stimulus kelegaan coronavirus
senilai $1.9 triliun berhasil diloloskan dengan mendapatkan persetujuan
dari Senat yang menguatkan narasi dari “reflation – trade” yang
mendukung naiknya yields terhadap hutang dan lebih kuatnya greenback.
Statistik vaksinasi, ditargetkan setiap
orang diatas usia 16 akan berhak mendapatkan vaksin sejak tanggal 1 Mei,
lebih cepat dari yang direncanakan sebelumnya. Gabungan dari cepatnya
pembukaan kembali ekonomi dan dana yang baru membuat dollar AS terus
dibeli orang.
Data makro ekonomi, yang keluar pada
minggu lalu, bervariasi, dengan klaim pengangguran muncul mengejutkan
dimana turun jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan ke 712.000,
sementara inflasi tetap tenang sampai sekarang ini, terkontraksi dari
1.4% ke 1.3%.
Inggris mengambil langkah pertamanya
dalam kembali ke normal, dengan mengijinkan lebih banyak aktifitas dan
berjalan dengan mulus.
London dan Brusel bertikai mengenai produksi dan distribusi vaksin meskipun tidak sampai mempengaruhi pergerakan sterling.
Ekonomi Inggris menciut sebanyak 2.9%
pada bulan Januari, dimana seluruh bangsa Inggris memasuki lockdown yang
strict. Angka ini lebih baik daripada yang diperkirakan.
Minggu ini BoE akan mengumumkan
keputusan mengenai tingkat bunganya pada hari Kamis. Gubernur BoE Andrew
Bailey baru – baru ini mengulangi bahwa tingkat bunga yang negatip
tidak ada dalam pemikiran dan pekerjaan – pekerjaan tehnis sehubungan
dengan itu jangan diartikan sebagai tanda akan diimplementasikan segera.
Bagaimana pemikiran BoE tentang naiknya
yields obligasi? Dengan Federal Reserve akan lebih dahulu mengumumkan
keputusan dan proyeksinya, Bailey dan koleganya kemungkinan memilih
untuk menahan diri untuk berkomentar mengenai yields obligasi.
Pernyataan – pernyataan BoE mengenai
kondisi ekonomi Inggris saat ini, dampak dari vaksin dan pembukaan
kembali ekonomi akan menarik perhatian. Pandangan yang positip akan
mendorong naik poundsterling sementara pandangan yang berhati-hati dan
fokus kepada ketidakpastian akan mendorong poundsterling turun.
Setelah berhasil mencapai sepertiga dari populasi dalam vaksinasi, fokus kemungkinan akan pindah kepada suntikan yang kedua.
Di Amerika Serikat, sementara paket kelegaan coronavirus masih
memerlukan waktu untuk bisa berdampak terhadap ekonomi, Gedung Putih
sudah mulai menyiapkan kebijakan berikutnya. Bagi pasar, rancangan
undang – undang yang paling menggoda adalah rencana belanja
infrastruktur secara massif senilai $2.5 triliun menurut perkiraan awal.
Ini melampaui dua stimulus sebelumnya.
Jika para politisi mulai membuat
perencanaannya, pasar bisa bergerak. Belanja tambahan ini akan bisa
mendorong naik yields dan dollar AS sementara apabila fokus kepada
prioritas non-fiskal yang lainnya, seperti hak voting akan bisa membuat
obligasi menarik nafas.
Salah satu yang dikejar adalah
percepatan distribusi vaksin. Para investor ingin melihat negara bagian
lainnya bergabung dengan Alaska memberikan vaksin kepada semua orang
dewasa. Dengan kecepatan yang ada sekarang, diperkirakan setengah dari
populasi akan berhasil dicapai pada akhir bulan Mei. Percepatan atau
perlambatan yang terjadi akan menggerakkan pasar.
Event utama di dalam kalender ekonomi
adalah pertemuan Federal Reserve. Sebelumnya Jerome Powell hanya
mengatakan bahwa kenaikan yields AS menarik perhatiannya, namun tetap
pada kebijakannya sekarang pembelian obligasi senilai $120 miliar setiap
bulannya. Apakah bank sentral AS ini akan mengubah kebijakannya?
Dukungan tambahan akan bisa menurunkan
yields AS jangka Panjang namun akan bisa menaikkan ketakutan akan
inflasi. Sebaliknya mengabaikan keprihatinan akan inflasi bisa
menyebabkan kegoncangan di pasar.
Powell dan koleganya kemungkinan akan
melakukan beberapa hal. Pertama, menenangkan pasar dengan menunjukkan
bahwa tingkat bunga tidak akan dinaikkan sampai 2023, yang akan membuat
saham mendapatkan kelegaan. Kedua, sedikit menaikkan estimasi mengenai
inflasi, yang berarti mengakui ketakutan pasar tanpa mengakibatkan
kepanikan pasar. Ketiga, the Fed menekankan bahwa 9.5 juta orang Amerika
masih harus mendapatkan kembali pekerjaannya yang hilang di masa
pandemik.
Dari kalender ekonomi, data makro
ekonomi lainnya yang akan keluar adalah angka Retail Sales AS. Setelah
lompatan yang besar ke 5.3% pada bulan Januari, angka untuk bulan
Februari kemungkinan akan turun ke 0%. Meskipun demikian, dukungan dari
paket stimulus sebelumnya bisa memberikan dampak yang positip dan
mendorong naik dollar AS.
Angka klaim pengangguran mingguan juga menarik perhatian, dimana kemungkinan terjadi penurunan yang bertahap.
“Support” terdekat menunggu di 1.3865
yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3750 dan kemudian
1.3565. “Resistance” terdekat menunggu di 1.4000 yang apabila berhasil
dilewati akan lanjut ke 1.4140 dan kemudian 1.4240.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
Artikel ini Telah tayang di VIBIZNEWS dengan judul “Rekomendasi Mingguan GBP/USD 15 – 19 Maret 2021: Masih Berpeluang Naik Lagi?”
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Dolar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (26/10), setelah bergerak di kisaran sempit karena pasar menunggu berita dari pertemuan bank sentral mendatang yang mungkin memicu volatilitas. Setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa konsumen AS lebih percaya tentang ekonomi daripada yang diperkirakan, indeks dolar naik moderat 0,1 persen pada 93,9280 pada pukul 15.30 waktu setempat (19.03 GMT).
Setelah sempat turun tajam dari ketinggian di $1,800 ke $1,774 pada minggu sebelumnya, pada minggu lalu harga emas berhasil naik kembali ke $1,792 oleh karena meningkatnya kekuatiran akan inflasi yang problematik dan melemahnya dollar AS ditambah dengan postur tehnikal grafik yang baik. Namun emas sulit untuk menembus $1,800 kecuali yields obligasi AS terus turun.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2021 naik 16 sen, atau sekitar 0,19 persen, menjadi US$82,44 per barel di New York Mercantile Exchange pada Senin (18/10/2021).
Memulai minggu lalu, harga emas bertahan di $1,759 dan pada hari Kamis mengalami keuntungan yang mengesankan dengan harga emas naik ke $1,801 antara lain karena melemahnya dollar AS. Namun mengakhiri minggu lalu harga emas turun tajam pada hari Jumat sebanyak $32 ke $1,767.