简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Harga minyak kembali merosot pada akhir perdagangan Rabu (17/2)
Harga minyak kembali merosot pada akhir perdagangan Rabu (17/2), waktu Amerika Serikat (AS). Artinya, penurunan telah terjadi selama empat hari perdagangan berturut-turut.
Dilansir Antara, harga minyak keok lantaran ekspektasi permintaan di Eropa melemah dan kenaikan persediaan minyak mentah AS.
Tercatat, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun 39 sen dolar AS atau 0,6 persen menjadi ditutup US$68 per barel. Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April sebesar 20 sen dolar AS atau 0,3 persen, menjadi US$63,68 per barel.
Permintaan Eropa berpotensi melemah mengingat beberapa negara telah menghentikan penggunaan vaksin covid-19 AstraZeneca karena kekhawatiran terhadap risiko efek samping. Selain itu, kasus virus corona di Jerman meningkat, Italia memberlakukan penguncian wilayah (lockdown) secara nasional, dan Prancis berencana untuk memberlakukan pembatasan yang lebih ketat.
“Harapannya sekarang adalah bahwa Eropa bisa mendapatkan kembali peluncuran vaksinnya yang lambat ke jalurnya,” ujar Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.
Di AS, data pemerintah menunjukkan persediaan minyak mentah lokal menanjak 2,4 juta barel pekan lalu atau berbanding terbalik dengan proyeksi penurunan satu juta barel sehari sebelumnya. Analis memperkirakan peningkatan tiga juta barel.
Hal itu terjadi lantaran perusahaan perlahan-lahan mulai kembali mengoperasikan fasilitas-fasilitas minyaknya dan keseimbangan diperkirakan pulih dalam beberapa minggu ke depan.
“Lebih dari tiga perempat dari kenaikan 1,1 juta barel per hari minggu lalu terjadi di Gulf Coast. Peningkatan lain dalam aktivitas penyulingan dalam laporan minggu depan akan mengantarkan kita kembali ke tren penarikan persediaan,” kata Direktur Riset Komoditas Matt Smith di ClipperData.
Laporan bulanan Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan harga minyak tidak mungkin meningkat secara dramatis dan berkelanjutan serta permintaan diperkirakan tidak akan kembali ke tingkat sebelum pandemi hingga 2023.
Di sisi lain pelemahan harga minyak di akhir sesi tertahan setelah Federal Reserve memproyeksikan lonjakan pesat dalam pertumbuhan ekonomi AS dan inflasi tahun ini seiring meredanya kasus corona. The Fed juga menyatakan akan mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol untuk beberapa tahun mendatang.
Persediaan minyak mentah AS telah meningkat selama empat minggu berturut-turut setelah operasi kilang di selatan terhambat oleh cuaca dingin yang parah bulan lalu.
Sumber : CNN
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Macet di Terusan Suez membuat harga minyak dunia menguat lebih dari 4 persen pada akhir pekan lalu.
- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.425 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (24/3) sore.
Harga Emas PT Aneka Tambang (Persero) alias Antam berada di level Rp931 ribu per gram pada Senin (22/3).
Harga minyak mentah dunia naik lebih dari dua persen pada akhir perdagangan Jumat (19/2) waktu Amerika Serikat (AS).