简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Ingin mengukuhkan sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia yang tengah mengembangkan bisnis digital, Telkomsel kembali menginvestasikan dananya ke Gojek.
Ingin mengukuhkan sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia yang tengah mengembangkan bisnis digital, Telkomsel kembali menginvestasikan dananya ke Gojek.
Jika tahun lalu anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) ini sudah menempatkan dana US$ 150 juta (Rp 2,1 triliun), kini operator selular terbesar di Asia Tenggara ini “membenamkan” investasinya di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa dengan nilai US$ 300 juta (Rp 4,25 triliun). Sehingga total investasi Telkomsel yang sudah diinvestasikan di perusahaan decacorn terbesar di Indonesia tersebut mencapai US$ 450 juta (Rp 6,35 triliun).
Senior Analis PT MNC Sekuritas, Victoria Venny mengatakan, langkah investasi yang dilakukan oleh Telkomsel di perusahaan digital dinilai sangat tepat. Sebab, saat ini perusahaan besar seperti Telkomsel harus melakukan diversifikasi usahanya. Salah satu yang saat ini menarik adalah investasi di perusahaan digital.
Lanjut Venny, sebenarnya tak hanya Telkomsel saja yang melirik perusahaan digital. Saat ini perusahaan besar, baik itu lokal maupun internasional berlomba-lomba berinvestasi di perusahaan digital. Tercatat Group Djarum, Astra, EMTK, dan SEA Group juga sudah terlebih dahulu berinvestasi di perusahaan digital.
Bahkan, baru-baru ini EMTK dan SEA Group juga menambah investasinya di beberapa perusahaan digital nasional. EMTK dan Telkomsel melakukan investasi di perusahaan digital karena melihat potensi ekonomi digital Indonesia yang masih bisa tumbuh.
“Potensi dana yang bisa diinvestasikan Telkomsel sangat besar. Saat ini Telkomsel merupakan perusahaan telekomunikasi yang memiliki cash terbaik di Indonesia. Jika mereka hanya berinvestasi di infrastruktur telekomunikasi, maka potensi pertumbuhannya sudah bisa diukur. Pertumbuhan perusahaan yang sudah mature paling besar hanya 5%. Namun berbeda ketika mereka berinvestasi di perusahaan digital. Potensi pertumbuhan rintisan ini bisa eksponensial,”ungkap Venny, Selasa (11/5/2021).
Lanjut Venny, saat ini adalah waktu yang sangat tepat bagi Telkomsel untuk investasi di perusahaan digital nasional. Selain potensi pertumbuhan industri digital yang masih sangat terbuka luas, kini valuasi dari perusahaan digital yang ada masih sangat menarik dan memiliki potensi tumbuh secara eksponensial.
“Jika kita melihat rekam jejak perusahaan digital seperti Gojek dan Tokopedia, mereka belum 10 tahun saja valuasinya sudah melebih market cap dari Telkom. Kalau Telkomsel hanya berinvestasi di infrastruktur telekomunikasi saja maka mereka tak akan bisa berkompetisi. Itu yang menjadi pertimbangan Telkomsel berinvestasi di perusahaan digital,” ungkap Venny.
Pengamat pasar modal ini memprediksi pertumbuhan perusahaan digital yang fokus memberikan layanan kebutuhan masyarakat Indonesia masih sangat menjanjikan. Contohnya TaniHub atau Sayur Box. Dengan TaniHub dan Sayur Box, perusahaan rintisan tersebut berhasil memangkas rantai pasok serta menghubungkan antara pembeli dan petani.
Karena rantai pasok terpangkas, maka baik petani maupun konsumen mendapatkan benefit yang lebih besar. Contoh perusahaan digital lainnya yang bisa tumbuh signifikan di mata Venny adalah HaloDoc dan SiCepat.
“Di saat pandemi Covid-19 masih terjadi, masyarakat Indonesia mau tidak mau sangat tergantung pada perusahaan digital. Terlebih lagi ketika ingin memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saat ini saya untuk konsultasi dengan dokter dan membeli obat sudah melalui Aplikasi Halodoc. Sehingga potensi pertumbuh perusahaan digital yang menyentuh kebutuhan masyarakat masih sangat besar,” pungkas Venny.
Sumber: BeritaSatu.com
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu memperkirakan dampak PPKM Darurat terhadap sektor investasi relatif moderat.
Tren investasi emas saat ini sedang terpengaruh oleh pandemi Covid-19.
Saham PT BRI Syariah Tbk (BRIS) masih berada dalam tren negatif.
Harga emas PT Aneka Tambang (Persero) alias Antam berada di level Rp958ribu per gram pada Senin (25/1).