简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Harga mata uang kripto (cryptocurrency) kembali bergerak di zona merah pada perdagangan Jumat (2/7/2021) pagi waktu Indonesia, setelah selama lima hari beruntun mengalami penguatan.
Harga mata uang kripto (cryptocurrency) kembali bergerak di zona merah pada perdagangan Jumat (2/7/2021) pagi waktu Indonesia, setelah selama lima hari beruntun mengalami penguatan.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 09:00 WIB, mayoritas pergerakan harga tujuh kripto dengan kapitalisasi terpantau melemah.
Bitcoin merosot 4,7% ke level harga US$ 33.333,69/koin atau setara dengan Rp 483.338.505/koin (asumsi kurs Rp 14.500/US$), Ethereum ambles 7,6% ke US$ 2.091,07 (Rp 30.320.515/koin), Binance Coin ambrol 5,65% ke US$ 285,03/koin (Rp 4.132.935/koin).
Berikutnya Cardano melemah 3,02% ke posisi harga US$ 1,33/koin atau setara dengan Rp 19.285/koin, Dogecoin terkoreksi hingga 3,82% ke US$ 0,2422/koin (Rp 3.512/koin), dan Ripple ambruk 6,24% ke US$ 0,6512/koin (Rp 9.442/koin).
Sementara untuk koin berjenis stablecoin, Tether menguat tipis cenderung mendatar di level harga US$ 1 per koinnya (Rp 14.500/koin).
Pelemahan Bitcoin dimulai pada perdagangan Kamis (1/7/2021) siang waktu Indonesia, di mana Bitcoin turun karena tekanan jual yang kembali meningkat meningkat di awal Juli. Namun, para penjual mengharapkan pembeli tetap aktif di atas level support US$ 30.000 karena sentimen semakin membaik.
Kabar positif dapat membatasi pergerakan turun Bitcoin dan kripto lainnya, setelah pada semester I tahun 2021 penuh dengan pergolakan.
Kekhawatiran tentang tindakan keras China dengan pasar kripto tampaknya telah mereda, di mana hashrate bitcoin mulai stabil setelah terjatuh selama 10 hari beruntun.
Penurunan hashrate tersebut sebagian besar disebabkan oleh penutupan beberapa operasi penambangan kripto di negara itu oleh pemerintah China.
“Ketika penambang menyebar ke lokasi lain, mereka kemungkinan akan memilih tempat dengan akses aman dan tentunya memiliki sumber energi yang relatif lebih murah. Akibatnya, hashrate akan mulai pulih, dan jaringan akan menjadi lebih stabil.” tulis Ulrik Lykke, direktur eksekutif di dana aset digital ARK36, dalam email kepada CoinDesk.
Rasio put-call open interest Bitcoin telah merosot ke level terendah dalam enam bulan terakhir, yang menunjukkan bahwa sentimen negatif mulai surut.
Menurut data yang dilacak oleh platform analitik option Skew, rasio yang mengukur jumlah posisi open interest pada put option relatif lebih rendah terhadap open interest pada call option, turun ke angka 0,60 pada Rabu (30/6/2021) lalu.
Sementara itu, koin digital dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua yakni Ethereum telah mengungguli Bitcoin selama beberapa hari terakhir dan grafik teknikalnya menunjukkan kenaikan lebih lanjut dalam beberapa hari kedepan.
Rasio ETH/BTC mempertahankan garis support pada Moving Average (MA) 100 hari, karena grafik mengisyaratkan kondisi oversold dan meningkatkan momentum. Rasio tersebut sebelumnya sempat menurun dari garis resistance pada Mei lalu, yang menandakan adanya aksi jual kripto lebih luas.
Di lain sisi, nilai aset Tether, stablecoin terbesar meningkat menjadi US$ 62,8 miliar pada Senin (28/6/2021) lalu.
Beberapa analis memegang sekitar 26,2% dari cadangannya dalam bentuk tunai, deposito fidusia, catatan repo terbalik dan sekuritas pemerintah, dengan 49,6% di commercial paper (CP).
“Penebusan massal USDT secara tiba-tiba dapat mempengaruhi stabilitas pasar kredit jangka pendek jika terjadi selama periode tekanan jual yang lebih luas di pasar CP,” kata lembaga pemeringkat kredit Fitch Ratings dalam sebuah laporan.
“Angka-angka ini menunjukkan kepemilikan CP mungkin lebih besar daripada dana pasar uang utama di AS, serta di Eropa, Timur Tengah dan Afrika.” tambah Fitch.
David Grider, ahli strategi aset digital utama di firma riset independen Fundstrat, menulis dalam laporan terpisah pada Kamis (1/7/2021) kemarin bahwa stablecoin yang dimaksud lebih mirip utang digital daripada dolar digital.
“Tether pada dasarnya adalah dana kredit besar dengan kumpulan aset utang mereka sendiri yang mereka katakan dapat menutupi nilainya. Mereka mengatakan sebagian besar aset mereka ada di surat berharga pasar uang, yang jika benar akan menjadi aset yang relatif berisiko rendah.” ungkap Grider, dikutip dari CoinDesk.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber : CNBC Indonesia
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.