简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Ekonom di Société Générale memperkirakan pasangan USD/IDR naik lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang meskipun angka COVID-19 yang tinggi mendapa
Ekonom di Société Générale memperkirakan pasangan USD/IDR naik lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang meskipun angka COVID-19 yang tinggi mendapat reaksi terbatas di pasar. Secara keseluruhan, risiko condong ke atas untuk USD/IDR.
Gelombang ketiga dan goyahnya pemulihan pertumbuhan
“Lonjakan lokal dalam kasus COVID-19 memiliki dampak yang semakin berkurang pada FX Asia, terutama yang berimbal hasil tinggi. Namun demikian, memburuknya pandemi dan vaksinasi yang lambat seharusnya ditafsirkan sebagai bearish untuk mata uang. Goyahnya pemulihan pertumbuhan merugikan rupiah.”
Kebijakan moneter
“Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga kebijakannya dalam MPC Juli, memberi sinyal kebijakan pro-pertumbuhan menuju 2022. Dengan BI memperkirakan tidak ada normalisasi kebijakan hingga semester kedua 2022, dukungan kebijakan moneter untuk Rupiah telah mencapai puncaknya. Kami melihat kemungkinan normalisasi kebijakan Fed yang lebih cepat dibandingkan BI akan merugikan Rupiah dalam jangka menengah.”
Faktor dolar
“Penyebaran varian Delta dan sentimen risk-off yang diakibatkannya akan menopang kekuatan dolar dan tekanan ke atas pada USD/IDR. Periode risk-on akan positif untuk IDR, tetapi rally akan dibatasi oleh imbal hasil AS yang lebih tinggi dan pembicaraan soal tapering. Dengan perkiraan DXY di 94 satu tahun ke depan, kami melihat ruang bagi USD/IDR untuk bergerak lebih tinggi (~14.700).”
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Lembaga pemeringkat Fitch kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada peringkat BBB (investment grade) dengan outlook stabil pada 22 November 2021. Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah yang baik serta rasio utang Pemerintah terhadap PDB yang rendah. Namun, Fitch melihat masih ada beberapa tantangan yang membayangi, yaitu ketergantungan terhadap pembiayaan eksternal yang tinggi, penerimaan Pemerintah yang rendah, serta fitur-fitur struktural, seperti PDB per kapita dan indikator tata kelola, yang relatif tertinggal dibandingkan negara-negara lain pada peringkat yang sama.
USD/JPY menyegarkan terendah intraday ke 113,20, yang turun 0,03% pada hari ini setelah tren turun tiga hari saat pasar Tokyo dibuka untuk perdagangan
EUR/USD menyentuh puncak intraday di atas 1,1600 menjelang sesi Eropa hari ini di tengah kekhawatiran beragam. Meski begitu, pembeli ragu untuk mengam
Pada Kamis dini hari, sekitar pukul 03:00 GMT / 10:00 WIB, Bank of Japan (BOJ) akan memberikan keputusan rapat kebijakan moneter rutinnya. Menyusul ke