简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Angka Nonfarm Payrolls AS dirilis jatuh ke 235,000, jauh di bawah perkiraan sebesar 750,000, yang menekan dollar. Pasar nampaknya akan menilai ulang jadwal tapering dari the Fed, ditambah sikap dovish Chairman the Fed sebelum ini. Varian Delta dari coronavirus masih akan mendapatkan perhatian pasar, di mana masih meningkat di Inggris dan beberapa negara Asia, sementara di AS sudah mulai menurun.
Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
Angka Nonfarm Payrolls AS dirilis jatuh ke 235,000, jauh di bawah perkiraan sebesar 750,000, yang menekan dollar.
Pasar nampaknya akan menilai ulang jadwal tapering dari the Fed, ditambah sikap dovish Chairman the Fed sebelum ini.
Varian Delta dari coronavirus masih akan mendapatkan perhatian pasar, di mana masih meningkat di Inggris dan beberapa negara Asia, sementara di AS sudah mulai menurun.
Untuk korban virus, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 220.6 juta orang terinfeksi di dunia dan 4.56 juta orang meninggal, dan menyebar ke 220 negara dan teritori.
Pasar saham dunia terpantau umumnya bias menguat, harga emas melanjutkan kenaikannya, dan US dollar dalam tekanan.
Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona dan prospek pemulihan ekonomi dunia akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Global Market Review and Outlook 6-10 September 2021.
===
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara mingguan melemah kembali ke posisi 1 bulan terendahnya oleh data tenaga kerja AS -Nonfarm Payrolls- yang dirilis jauh di bawah ekspektasi yang mungkin dapat menahan the Fed dari rencana pengurangan stimulusnya, di mana indeks dolar AS secara mingguan berakhir melemah ke 92.11. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau naik ke 1.1878. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1909 dan kemudian 1.1975, sementara support pada 1.1735 dan 1.1663.
Pound sterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3846 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3892 dan kemudian 1.3982, sedangkan support pada 1.3679 dan 1.3451. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir turun tipis ke level 109.69. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 110.80 dan 111.14, serta support pada 108.72 serta level 108.41. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7450. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7601 dan 0.7724, sementara support level di 0.7222 dan 0.7106.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat diangkat sentimen positif dari Wall Street, sementara bursa Nikkei melejit setelah PM Jepang menyatakan tidak akan ikut dalam pemilu mendatang. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat tajam ke level 29,128. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 29,371 dan 29,480, sementara support pada level 27,481 dan 26,954. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir naik ke level 25,902. Minggu ini akan berada antara level resistance di 26,878 dan 27,228, sementara support di 24,581 dan 24,232.
Bursa saham Wall Street minggu lalu berakhir mixed dengan koreksi dari level rekornya oleh data tenaga kerja yang di bawah ekspektasi yang menunjukkan dampak dari kenaikan Covid. Dow Jones secara mingguan melemah ke level 35,369.10, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 35,510 dan 35,631, sementara support di level 35,041 dan 34,690. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 4,535.7, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 4,551 dan 4,600, sementara support pada level 4,352 dan 4,232.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau lanjut menguat di minggu keempatnya oleh lemahnya rilis data tenaga kerja AS dan dollar yang cenderung bearish, sehingga harga emas spot secara mingguan menguat pada posisi 1,5 bulan terkuatnya ke level $1,827.80 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1834 dan berikut $1903, serta support pada $1770 dan $1677.
Dinamika pasar terus bergerak secara aktif, naik turun di pasar investasi. Pandemi virus corona yang berkepanjangan dan tidak pasti kapan berakhirnya, rencana pengetatan moneter yang maju mundur, serta prospek pemulihan ekonomi global yang tertahan telah menyisakan kebingungan pasar untuk bagaimana menyikapinya. Itu yang sedang ramai terjadi dalam pasar finansial global. Kalau Anda tidak punya banyak waktu dan kesempatan untuk mengikuti dan mengartikan pergerakan pasar demikian, Vibiznews.com dapat membantu Anda sepenuhnya serta memanfaatkannya untuk keputusan investasi yang lebih akurat. Terima kasih telah bersama kami karena mengingat kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Pasar mencermati hasil NFP akhir pekan yang melebihi estimasi dan sikap dovish beberapa bank sentral global. Data angka inflasi, termasuk rilis inflasi (CPI) AS pada minggu mendatang, menjadi fokus untuk prediksi pengetatan moneter nantinya.
Investor terus memantau pelaksanaan risalah pertemuan FOMC dengan the Fed mungkin akan mulai melakukan tapering pada bulan ini. Pergerakan yields obligasi Treasury AS terus dicermati, yang terkoreksi dari uptrend 7 minggunya. Tingginya harga minyak mentah WTI berdampak kepada kekhawatiran pasar akan terjadinya stagflasi, ini terus dimonitor investor.
Musim pendapatan kuartal II dimulai minggu ini dari laporan JPMorgan Chase (NYSE:JPM) dan bank-bank besar lainnya. Tingkat inflasi AS akan diawasi dengan ketat sementara Federal Reserve akan menerbitkan risalah pertemuan kebijakan September, di mana para pejabat mengatakan akan mulai mengurangi stimulus pada akhir tahun ini. Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia akan memulai pertemuan tahunannya pada hari Senin, tetapi kontroversi mengenai kepala IMF Kristalina Georgieva telah membayangi proses tersebut. Di Inggris, rilis data akan memusatkan perhatian pada kesehatan ekonomi di tengah meningkatnya ekspektasi untuk kenaikan suku bunga lantaran tekanan inflasi terus meningkat. Inilah yang perlu Anda ketahui untuk memulai minggu Anda.
Pengurangan stimulus atau tapering yang dilakukan Bank Sentral Amerika The Federal Reserve atau The Fed diprediksi tidak akan memberi dampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia dibanding sebelumnya.