简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Kepala Ekonom Bank Dunia Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mendekati angka 5% pada 2022 mendatang meskipun sempat mengalami tekanan akibat Covid-19 pada 2020 dan 2021.
Kepala Ekonom Bank Dunia Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mendekati angka 5% pada 2022 mendatang meskipun sempat mengalami tekanan akibat Covid-19 pada 2020 dan 2021.
“Kami sangat optimis tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan bisa mendekati 5%, dan ini menjadi suatu perbaikan tersendiri,” ujar Mattoo dalam World Bank East Asia and Pacific Economic Update Briefing yang dilakukan secara daring, Selasa (28/9/2021).
Keyakinannya tersebut berangkat dari pantauannya terhadap upaya Pemerintah Indonesia yang menggunakan pendekatan hybrid dalam mengatasi pandemi Covid-19. Artinya, pemerintah berupaya melakukan pengetatan mobilitas untuk menangani kesehatan, tetapi tetap berusaha menjaga perekonomian dalam waktu yang sama.
Lebih lanjut, ia juga memuji percepatan program vaksinasi serta program 3T (tracing, testing, treatment) yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Menurutnya, apabila seluruh uaya ini dilakukan bersamaan, Indonesia akan dapat mengatasi Covid-19. “Penyakit ini tidak akan hilang, tapi langkah ini akan membangkitkan ekonomi,” tuturnya.
Meskipun begitu, ia mengakui masih ada beberapa tantangan bagi Indonesia dalam upaya vaksinasi. “Ini adalah negara yang sangat terdesentralisasi sehingga mereka harus mampu melakukan lebih banyak hal untuk mengatasinya, terutama terkait distribusi dan anggaran vaksinasi,” katanya.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Indonesia berpotensi cetak surplus neraca perdagangan terbesar tahun ini. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan hal ini bisa dicapai Indonesia jika tren surplus terjaga hingga triwulan IV-2021. “Jika surplus perdagangan terus konsisten pada triwulan IV 2021, maka tahun ini Indonesia akan mendapatkan surplus terbesar pertama kali dalam sejarah. Sepanjang Januari hingga Oktober 2021 surplus perdagangan sudah mencapai USD30,81 miliar,” kata Mendag, Rabu (17/11/2021). Diketahui, neraca perdaganga
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mendorong pasar rakyat untuk tetap beroperasi, khususnya di masa pandemi Covid-19. Salah satunya, melalui program Digitalisasi Pasar Rakyat yang diinisiasi Kementerian Perdagangan.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) secara resmi meluncurkan inisiatif baru modul e-voting dengan fitur live streaming atau kehadiran secara daring.
Cadangan devisa RI dilaporkan melonjak signfikan per Agustus dan merupakan level tertingginya sepanjang sejarah. Aliran modal masuk ke pasar keuangan Indonesia terus mengalir, cukup seimbang antara pasar SBN dan bursa saham. Rupiah tampil sebagai mata uang terkuat sekawasan Asia.Kinerja penjualan eceran per Juli dilaporkan terus membaik. Kembali, penurunan yang berlanjut pada kasus baru Covid-19 serta tingkat kesembuhan yang tinggi mengangkat optimisme pasar.