简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar: Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2021 tercatat sebesar USD 145,9 miliar. Posisi itu meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2021 sebesar USD 145,5 miliar.
Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2021 tercatat sebesar USD 145,9 miliar. Posisi itu meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2021 sebesar USD 145,5 miliar.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, peningkatan posisi cadangan devisa pada November 2021 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa.
“Peningkatan posisi cadangan devisa juga dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri pemerintah,” ujar Erwin dalam keterangannya, Selasa (7/12/2021).
Erwin mengungkapkan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,3 bulan impor atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.Selain itu, posisi cadangan devisa berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Dalam hal ini, Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
“Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi,” pungkas Erwin.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Tahun 2021 segera berakhir, menyambut tahun 2022 Bank Indonesia telah menyiapkan strategi kebijakan BI yang akan terus disinergikan dan sebagai bagian dari arah kebijakan ekonomi nasional untuk mengakselerasi pemulihan sekaligus menjaga stabilitas perekonomian yang disampaikan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) pada hari Rabu (24/11).
Bank Indonesia (BI) optimis ekonomi Indonesia akan tumbuh positif pada 2022 mendatang. BI memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat hingga 4,7-5,5% pada 2022 dari yang sebelumnya diprediksi sebesar 3,2-4,0% pada 2021.
Pemulihan ekonomi di negara kita terus berlangsung dan kian membaik, hal ini dapat dilihat dari rilis survey konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Survei Konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terus menguat sejalan dengan membaiknya mobilitas masyarakat.
BI Fast Payment yang akan mulai diterapkan pada Desember 2021 memungkinkan transfer uang dengan nomor handphone. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta menyampaikan BI Fast akan punya fitur proxy address yang memungkinkan hal tersebut.