简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Memasuki tahun 2021 indeks dollar AS (DXY), yang mengukur kekuatan matauang AS terhadap rival-rival utamanya, berada di posisi di bawah 90,00. Meskipun sempat naik ke atas 90,00 pada bulan akhir bulan Maret, memasuki bulan April 2021 di sekitar 93,40, namun kemudian terpuruk kembali ke bawah 90,00 pada awal bulan Mei 2021. Bagaimanakah pergerakan USD pada tahun 2022?
Memasuki tahun 2021 indeks dollar AS (DXY), yang mengukur kekuatan matauang AS terhadap rival-rival utamanya, berada di posisi di bawah 90,00. Meskipun sempat naik ke atas 90,00 pada bulan akhir bulan Maret, memasuki bulan April 2021 di sekitar 93,40, namun kemudian terpuruk kembali ke bawah 90,00 pada awal bulan Mei 2021. Bagaimanakah pergerakan USD pada tahun 2022?
Pergerakan USD 2021
Tahun 2021, indeks dollar AS terus berusaha naik dari sejak akhir bulan Mei 2021 dimana masih di bawah angka 90.
Memasuki bulan Juni indeks dollar AS sudah berhasil naik menembus angka 90 dengan pasar terus meragukan pernyataan dari Federal Reserve AS bahwa inflasi hanya bersifat sementara (transitory). Pasar berpendapat bahwa Federal Reserve AS pasti akan terpaksa menaikkan tingkat bunga dengan angka inflasi yang terus bertahan tinggi.
Dan pada akhir Augustus indeks dollar AS sudah berhasil menyentuh angka 93 namun hanya sebentar karena selanjutnya berbalik turun lagi ke 92.
Namun memasuki bulan Oktober akhirnya indeks dollar AS berhasil naik ke atas menembus angka 93 karena kelompok hawkish di Federal Reserve AS mendapatkan kemenangan dengan pada akhir September Federal Reserve memberikan signal akan mengumumkan “tapering” terhadap pembelian obligasi di bulan November dan akan mengakhirinya pada pertengahan tahun 2022.
Dari sisi tehnikal, formasi channel yang natural pada permulaan dari tren naik telah terbentuk dengan adanya double bottom. Kekuatan dollar AS berakumulasi semakin cepat sehingga indeks dollar AS berhasil menembus resistance di 93 dan menjadikannya support untuk pergerakan naik berikutnya.
Dari sisi fundamental Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Rabu, 10 November 2021, mengatakan bahwa Consumer Price Index (CPI) naik 0.9% pada bulan Oktober, setelah kenaikan 0.4% pada bulan September. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan di dalam konsensus dimana para ekonom memperkirakan kenaikan sebesar 0.6%. Hal ini mengakibatkan dollar AS yang safe-haven diburu investor.
Federal Reserve AS
Kepala the Fed Jerome Powell mengatakan bahwa mereka akan mulai melakukan proses tapering terhadap pembelian asset bulanan mereka bulan November. Mulai bulan ini, mereka akan mengurangi pembelian bulanan obligasi pemerintah sebanyak $15 miliar tiap bulan sehingga proses tapering senilai $120 miliar ini akan berakhir dalam 8 bulan, yaitu pada bulan Juni 2022.
Dua laporan inflasi AS pada minggu kedua bulan November 2021 memanas dan menggaris bawahi inflasi sedang memperkuat cengkramannya terhadap perekonomian dunia. Consumer Price Index (CPI) AS yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan bahwa inflasi di Amerika Serikat sedang bergerak di ketinggian selama 30 tahun lebih.
Kenaikan Kuat di November 2021
Sebagai akibatnya indeks dollar AS mendapatkan dorongan naik lebih kuat yang berkelanjutan sehingga berhasil naik menembus angka 95. Setelah memasuki awal minggu kedua bulan November dengan kenaikan ke 94.50, indeks dollar AS melanjutkan kenaikannya pada hari Kamis dan Jumat pagi (11-12 November 2021) ke 95.26 dengan yield obligasi treasury 10 tahun AS dibuka dengan gap bullish dan mengetes 1.6%.
Dollar AS juga mengalami kenaikan karena komentar yang hawkish dari pejabat the Fed dan rilis data ekonomi yang bagus selama minggu lalu. Ditambah lagi, dipilihnya kembali Jerome Powell untuk 4 tahun periode kedua sebagai kepala the Fed meyakinkan pasar akan kebijakan yang konsisten dan stabil.
Presiden the Fed dari San Fransisco Mary Daly, yang sebelumnya mengatakan bahwa the Fed harusnya tetap bersabar di tengah inflasi yang tinggi, berkata pada hari Rabu minggu lalu bahwa kecepatan dalam mengurangi pembelian assets bisa ditingkatkan.
AS melaporkan angka inti dari Personal Consumption Expenditures Price Index yang membumbung tinggi menjadi 4.1% YoY, yang tertinggi sepanjang 3 dekade. Inflasi PCE inti ini adalah ukuran inflasi yang dipilih oleh the Fed pada saat mengambil keputusan kebijakan moneter.
FOMC the Fed AS November 2021
Risalah pertemuan dari the Fed yang dirilis hari Rabu, 24 November 2021, menunjukkan banyak partisipan pasar berpandangan tingginya harga bisa menjadi lebih lama lagi dan bahwa bank sentral seharusnya sudah bersiap untuk mengurangi quantitative easing lebih lanjut jika diperlukan.
Pada akhir November 2021, Federal Reserve telah memberikan signal siap untuk mempercepat proses tapering. Waktunya untuk berhenti memakai kata “transitory”, perkataan yang hawkish dari kepala Federal Reserve Jerome Powell ini sehubungan dengan inflasi yang cenderung hawkish dan yang juga dikumandangkan oleh para koleganya yang lain, telah menjadi pendorong naik bagi dollar AS.
Pada awal perdagangan hari Jumat tanggal 26 November 2021, indeks dollar AS naik ke level tertinggi sejak bulan Juli 2020 ke 96.72, namun selanjutnya tertekan turun ke 96.26 dengan prospek kenaikan tingkat bunga dari the Fed dikaliberasi ulang karena naiknya tren Covid 19 di Eropa, Afrika, Asia dan AS.
Menjelang penutupan tahun 2021, indeks dollar AS terus tertekan dan sempat ditutup di teritori negatip selama tiga hari berturut-turut sebelum akhirnya menjadi stabil setelah data ekonomi AS menunjukkan bahwa Core PCE inflation naik dengan kecepatan yang lebih kuat daripada yang diperkirakan di bulan Nopember. Indeks dollar AS berada pada posisi di bawah di 96,03 oleh karena sentimen pasar yang terus positip dengan hampir semua indeks saham global membukukan keuntungan harian.
Indeks dollar AS terus bertahan di ketinggian di atas angka 96 memasuki bulan Desember sampai minggu terakhir bulan Desember 2021.
Analisis USD 2022
FOMC the Fed AS Desember 2021
Di dalam “statement”-nya setelah selesai pertemuan FOMC pada tanggal 16 Desember 2021, the Fed mengumumkan bahwa bank sentral AS ini akan meningkatkan kecepatan tapering menjadi $30 miliar per bulan dari sebelumnya $15 miliar per bulan. Perubahan ini akan membuat program pembelian assets bank sentral AS akan berakhir pada awal tahun 2022.
Pernyataan dari FOMC agak mengejutkan dengan mengatakan akan ada tiga kali kenaikan tingkat bunga pada tahun 2022 dan bahwa inflasi AS sedang naik namun mengatakan akan balik turun lagi pada bulan-bulan yang akan datang.
The Fed meningkatkan pengurangan pembelian obligasi bulanan menjadi $30 miliar dari sebelumnya $15 miliar sebagaimana yang diumumkan pada bulan November, mulai bulan Januari 2022. Hal ini berarti bank sentral AS ini akan lebih cepat menaikkan tingkat bunga dan bertambah sebanyak tiga kali pada tahun 2022 dan tiga kali lagi pada tahun 2023.
“Dot-plot” dari the Fed menunjukkan bahwa the Fed bisa menaikkan tingkat bunga paling tidak tiga kali pada tahun depan. Dan ekspektasi ini diteguhkan oleh US Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index AS yang meningkat ke 5.7% YoY pada bulan November. Hal ini menandakan kenaikan tahunan terbesar yang pernah terjadi di AS sejak tahun 1982 dan memvalidasi ekspektasi bagi kenaikan tingkat bunga yang akan dilakukan oleh the Fed.
Dan pasar saat ini telah memperhitungkan dalam harga akan kenaikan tingkat bunga oleh the Fed pada tahun depan sehingga indeks dollar AS terus berada di ketinggian di atas angka 96.00.
Fundamental Ekonomi AS
Di dalam pertemuannya yang terakhir pada akhir tahun ini, the Fed memperbaharui proyeksi inflasi dan GDP AS untuk tahun 2021, 2022 dan 2023.
Proyeksi inflasi AS dinaikkan menjadi 5.6% untuk tahun 2021 dan 2.6% untuk 2022, naik dari sebelumnya 4.2% dan 2.2% sebelumnya. Sementara GDP sekarang diproyeksikan berada pada 4% pada tahun 2022, naik dari sebelumnya 3.8%, dan untuk tahun 2023 bertumbuh sebesar 2.2%, turun dari 3.5% pada bulan September.
Pandemik menjadi Endemik
Vaksin yang dijalankan selama tahun 2021 telah membantu mengurangi pasien di rumah sakit dan kematian secara dramatis. Meskipun segala usaha telah dijalankan, pandemik belum berakhir di tahun 2021 dan akan masih terbawa ke tahun 2022. Dunia sedang belajar untuk hidup bersama dengan virus. Satu hal yang dipelajari selama 2021 adalah bahwa lockdown dan restriksi perjalanan hanya bisa mengurangi kecepatan penularan dengan sangat sedikit. Sementara berhentinya ekonomi karena lockdown dan restriksi perjalanan telah menjadi beban berat yang harus diseret dalam memajukan ekonomi sampai sekarang.
Virus corona masih terus menghasilkan varian-varian yang baru, dan varian baru yang muncul sering mengganggu kemajuan pemulihan ekonomi. Penemuan varian terbaru adalah Omicron yang melanda dunia pada akhir tahun 2021 menjelang memasuki tahun 2022. Omicron dikatakan jauh lebih menular dibandingkan dengan varian Covid – 19 yang pernah ada sebelumnya. Namun berita baiknya adalah varian Omicron ini jauh kurang mematikan dibandingkan dengan varian pendahulunya. Sentimen pelaku pasar membaik setelah 3 hasil studi yang menunjukkan virus corona varian Omicron menyebabkan pasien yang terinfeksi harus dirawat di rumah sakit lebih rendah ketimbang varian lainnya. Artinya, pasien yang positif Omicron menunjukkan gejala yang lebih ringan ketimbang varian lainnya. Studi tersebut dilakukan di Afrika Selatan yang merupakan asal Omicron, di Inggris yang saat ini kasusnya sedang meledak, dan di Skotlandia.
Hal ini menebarkan harapan bahwa ini bisa berarti permulaan dari berakhirnya pandemik, menjadi tinggal endemik. Dan ini sesuai dengan pola evolusi dari virus yang telah diselidiki secara historis, yang akan melemah dengan berjalannya waktu.
Kesimpulan:
Dengan harapan berakhirnya pandemik, maka prospek pemulihan ekonomi AS juga semakin meningkat. Ditambah lagi dengan rencana the Fed sebagaimana yang terlihat di dalam “dot-plot” dari the Fed yang akan menaikkan tingkat bunga sebanyak tiga kali pada tahun 2022, maka pada tahun 2022 indeks dollar AS akan meneruskan kenaikannya. Dorongan naik USD akan dimulai pada kuartal kedua 2022 dimana program pembelian assets obligasi treasury AS akan berakhir pada akhir bulan Maret 2022. Kemungkinan the Fed akan menaikkan tingkat bunganya pada tiap kuartal setelah kuartal pertama 2022 yang membuat USD akan terus menguat sampai pada akhir tahun 2022.
Support & Resistance
Secara jangka pendek tentu akan ada fluktuasi dari indeks dollar AS namun secara keseluruhan trend dari indeks dollar AS tahun 2022 cukup kuat dengan kenaikan yang pertama akan berhadapan dengan resistance terdekat di 98,00 yang apabila berhasil dilewati akan bisa lanjut naik dan berhadapan dengan resistance berikutnya yang merupakan resistance kunci yang kuat di 100,00 yang apabila berhasil ditembus bisa melanjutkan kenaikannya ke resistance berikut di 102.50.
Sebaliknya apabila berbalik turun, indeks dollar AS akan berhadapan dengan support terdekat di 95.51 yang apabila berhasil dilewati akan bisa lanjut turun dan berhadapan dengan support berikutnya yang merupakan support kunci yang kuat di 94,52 yang apabila berhasil ditembus bisa melanjutkan penurunannya ke resistance berikut di 93.43.
Ricky Ferlianto/VBN
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.