简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Beberapa pengguna broker forex BPF alias konsumen perusahaan pialang PT. Best Profit Futures di Indonesia merasa telah dirugikan hingga ratusan juta rupiah. Bersama – sama kita akan mengulas kisah selengkapnya
PT Bestprofit Futures atau broker forex BPF adalah pialang berjangka resmi dalam yurisdiksi wilayah Republik Indonesia yang berdiri sejak tahun 2004 dan memliki lebih dari 12 kantor operasional di berbagai kota.
Per tanggal 24-Oktober-2023, belum/tidak ada pelaporan di kolom Paparan pada platform WikiFX, namun mendapatkan beberapa komentar di kolom Ulasan Pengguna. Masukan terkini dari konsumennya bernada sangat negatif, seperti dibawah ini.
Sumber: Kolom Ulasan Pengguna WikiFX
Asal: Indonesia
Tanggal: 28-Juli-2023
Bunyi Komentar: “Konsultan terlalu antusias dan memiliki kendali atas akun klien, dan posisinya ”dibiarkan“ mengambang terus menerus, karena menganut prinsip bahwa harga rendah pasti naik, jika tidak, harga tinggi pasti turun. WTF. Alhasil, saya kehilangan sekitar 400 juta (dana)”.
Ketik: bpf, pada kotak kolom pencarian nama broker untuk melihat referensi asli serta informasi terkini selengkapnya, di situs web ataupun aplikasi WikiFX.
Ini merupakan kejadian lama yang belum tuntas dan masih membekas dibenak korban serta banyak simpatisannya.
Korban inisial FR melalui akun Facebooknya masih memantau perkembangan dan melakukan re-posting beberapa konten yang terkait dengan broker BPF, membuat banyak orang teringat kembali dengan kasus ini.
Bagaimana kisah kasus korban FR?Mari kita cermati kronologis kejadian di paragraf selanjutnya.
Januari 2018, FR melakukan percakapan melalui Instagram dengan HVA (inisial) selaku marketing dari broker BPF. HVA menawarkan layanan layanan transaksi perdagangan alternatif di bursa berjangka komoditi dengan minimal deposit awal Rp 100juta.
Iming – iming keuntungan yang dijanjikan sekitar Rp 1juta perhari, bahkan bisa mencapai hingga Rp 8juta. FR saat itu adalah pekerja di negara Taiwan, namun merasa tertarik dan mengarahkan HVA untuk berkomunikasi langsung dengan orangtuanya bernama JS (inisial).
FR menghubungi orangtuanya untuk menyiapkan uang tersebut. Uang tersebut merupakan hasil kiriman rutin FR kepada orangtua dari hasil bekerja di Taiwan. Beberapa hari kemudian, HVA dan marketing lain bernama RA mengunjungi rumah FR di Pontianak.
Kemudian mereka meminta JS (ayah FR) untuk membuka rekening baru di sebuah bank dan menyetor uangnya sebesar Rp100 juta.
JS memiliki profesi sebagai penjual manisan keliling bersepeda dan buta aksara, akhirnya menuruti perintah kedua orang marketing itu.
Kemudian JS bersama HVA & RA berkunjung ke kantor PT BPF di Komplek Mega Mall. “Tidak sampai dua jam setelah transaksi saya lihat di tabungan saya sudah tidak ada lagi uang,” ungkapnya.
Disana mereka menyelesaikan proses administrasi, dan bertemu dengan Wakil Pialang PT BPF Cabang Kota Pontianak bernama W. “Dia menjelaskan kepada saya soal jual beli, tapi saya mengakui hari itu saya tidak paham,” ujarnya.
Beberapa hari kemudian, kedua orang marketing tersebut menyerahkan dokumen sertifikat nasabah kepada JS. Lantaran JS tidak bisa baca tulis, sertifikat itu diterima untuk disimpan.
Beberapa bulan berlalu, FR pulang ke Pontianak sekaligus bertanya kepada JS mengenai investasi di BPF.
Kala itu FR mengatakan bahwa HVA kerap menghubunginya melalui pesan Instagram bahwa uang yang di investasikannya mendapatkan keuntungan. “Saya hanya dibilang dapat untung dari Instagram itu saja, saya percaya saja,” ujar FR.
Kemudian FR bersama JS mengunjungi kantor PT BPF untuk mengecek uang tersebut. Namun kenyataannya uang itu sudah habis dan dijanjikan akan kembali, jika JS mau menambah lagi deposito sebanyak Rp 100juta.
Penambahan uang agar kembali bukan hanya sekali, namun totalnya hingga mencapai Rp 350juta. Hasilnya malah saldo terus berkurang dan hanya menyisakan kurang lebih Rp 25juta di dalam rekening tersebut.
“Saya bilang sama RA pengen ketemu kepala pimpinannya. Saya dipersilahkan. Tapi justru bukan kepalanya (yang ditemui), saya tidak tahu namanya, yang jelas dia bukan pimpinannya. Saya minta ketemu pimpinanya lagi, kata dia Pak P (Kepala Cabang PT BPF) tidak ada di tempat, lagi cuti lebaran,” kata JS menirukan ucapan tersebut.
Namun secara dadakan dalam tempo beberapa menit, justru Kepala Cabang PT BPF keluar. “Saya kecewa ada kebohongan.” tegasnya.
Hingga kini, uang tersebut belum juga kembali. Janji akan mendapatkan keuntungan setiap hari tak pernah terealisasi, uang sebesar Rp 350juta hasil tabungan FR bekerja di Taiwan telah lenyap hanya tersisa sekitar Rp 25juta.
“Katanya kalau tidak bisa nambah lagi ya terpaksalah tinggal segitu, sisa sedikit,” Ucap FR.
Dugaan kasus investasi dengan modus deposito oleh dua orang marketing PT BPF Cabang Pontianak ini sudah dilaporkan ke Polda Kalbar. Laporan itu dimasukkan ke Krimsus Polda Kalbar tertanggal 26 Juli 2019, namun hingga kini kasusnya masih terbengkalai.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Penipuan broker internasional pake antek orang lokal? Seorang trader Indonesia terjebak dalam skenario “akal bulus” platform forex EFINANCE GLOBAL LTD. Semuanya berawal dari percakapan mesra di platform App Dating … Mari menyimak kisah selengkapnya
Blueberry Funded, bagian dari Blueberry Markets, baru-baru ini memperbarui simbol forex mereka, menambahkan beberapa pasangan mata uang baru ke dalam daftar instrumen trading. Perubahan ini memperluas opsi bagi para trader yang tergabung dalam program prop trading mereka, yang menawarkan kesempatan bagi trader untuk mengelola modal besar setelah melalui evaluasi ketat.
Nama populer broker OCTA (sebelumnya OctaFX) kerap kali diadopsi oleh pelaku tindak kriminal untuk aksi penipuan perdagangan forex online. Terdeteksi 5 platform yang sangat berpotensi untuk menjadi musibah bagi trader/investor. Sudahkah Anda mengetahui identitas portal mereka?
Broker global ini tengah menghadapi berbagai permasalahan yang terkait sejumlah tindakan yang diambil oleh broker tersebut. Banxso diduga telah melanjutkan operasional meskipun lisensinya telah ditangguhkan oleh FSCA (Financial Sector Conduct Authority), yang memicu kekhawatiran besar di kalangan investor. Penangguhan lisensi ini terkait dengan dugaan praktik pemasaran menyesatkan yang dilakukan oleh Banxso, termasuk klaim keuntungan yang berlebihan dan penggunaan teknologi deepfake untuk menarik klien.