简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Penipuan CFD (Contract for Difference) adalah praktik penipuan di mana penipu memanipulasi atau menyesatkan investor untuk memperdagangkan CFD, sehingga mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan bagi para korbannya. Bagaimana pelaku menjerat korban menggunakan umpan broker yang memiliki reputasi global? Selengkapnya bisa Anda simak disini
Penipuan CFD (Contract for Difference) adalah praktik penipuan di mana penipu memanipulasi atau menyesatkan investor untuk memperdagangkan CFD, sehingga mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan bagi para korbannya.
Penipuan CFD adalah penipuan canggih yang memangsa keinginan individu untuk mendapatkan keuntungan tinggi dengan cara mengeksploitasi kompleksitas dan sifat risiko tinggi dari instrumen CFD.
Berikut ini adalah cara kerja penipuan CFD dan cara untuk melindungi diri Anda:
1. Melakukan kontak dengan korban untuk membangun kepercayaan. Mereka memikat korban dengan janji keuntungan tinggi dan risiko rendah, serta mengaku mempunyai strategi eksklusif atau pengetahuan mendalam.
2. Dengan menciptakan legitimasi untuk mendapatkan kepercayaan korban, penipu akan memerintahkan korban untuk membuka rekening di broker teregulasi yang terkenal untuk memberikan ilusi legitimasi.
3. Penekanan investasi akan dilakukan oleh pelaku, hal tersebut bertujuan untuk mendorong korban agar berinvestasi dengan cepat, tanpa waktu yang cukup untuk melakukan uji tuntas.
4. Praktik perdagangan yang menyesatkan digunakan karena penipu dapat memanipulasi aktivitas perdagangan untuk memastikan korbannya mengalami kerugian, sekaligus mendapatkan komisi atau biaya.
5. Masalah penarikan selalu diberikan oleh pelaku meskipun menggunakan broker bereputasi. Sejumlah alasan seperti adanya hambatan, biaya tersembunyi, persyaratan saldo minimum, hingga penolakan langsung akan diberikan.
Dengan memahami mekanisme penipuan CFD dan mengambil langkah proaktif untuk memverifikasi kredensial, investor dapat lebih melindungi diri mereka agar tidak menjadi korban praktik penipuan seperti ini.
Kristofer McGuire, Keith Williamson, dan Karla Walker menghadapi berbagai dakwaan, termasuk penipuan melalui representasi palsu dan penipuan perdagangan, atas dugaan peran mereka dalam membujuk korban untuk berinvestasi dalam instrumen CFD (Contract for Difference).
Berdasarkan keterangan dari FCA, para korban tersebut didorong untuk menginvestasikan dana pensiun mereka dalam CFD, yang kemudian diperdagangkan untuk menghasilkan komisi yang besar bagi terdakwa, yang mengakibatkan hampir seluruh dana pensiun para korban hilang.
Tuduhan FCA kepada McGuire, Williamson, dan Walker karena mereka secara keliru mewakili klien mereka sebagai investor profesional pada platform perdagangan. FCA juga menambahkan bahwa total kerugian yang diketahui dari para korban adalah lebih dari £8 juta atau senilai Rp138 miliar lebih.
Tuduhan FCA mencakup aktivitas yang dilakukan pelaku antara Januari 2015 dan Februari 2023. Secara khusus, dari Januari 2015 hingga Juni 2017, ketiga individu tersebut diduga membuat pernyataan yang menyesatkan kepada platform perdagangan CFD tentang kualifikasi klien mereka sebagai investor profesional.
Selain itu, antara Januari 2015 dan Juni 2016, Williamson dan McGuire dituduh menggunakan strategi perdagangan yang merugikan untuk menghasilkan komisi berlebihan dari perdagangan CFD, sehingga merugikan investor.
McGuire menghadapi dakwaan lebih lanjut karena diduga membuat pernyataan palsu kepada lima investor individu dari April 2016 hingga Februari 2023 untuk membujuk mereka berinvestasi melalui perusahaannya, K&K Consult LTD.
Para terdakwa dijadwalkan hadir di hadapan Pengadilan Westminster Magistrates pada tanggal 7 Juni mendatang. Tuduhan yang mereka hadapi termasuk penipuan dengan pernyataan palsu, yang berdasarkan Fraud Act 2006, dapat mengakibatkan denda dan hukuman penjara hingga 10 tahun. Perdagangan yang curang, sebagaimana didefinisikan dalam Companies Act 2006, mempunyai hukuman serupa.
FCA mengingatkan bahwa CFD dikenal karena risikonya yang tinggi, dan 80% pelanggan kehilangan uang saat berinvestasi di CFD karena sifat leverage-nya. FCA telah menerapkan pembatasan penjualan dan pemasaran CFD kepada pelanggan ritel untuk mengurangi kerugian konsumen.
FCA melanjutkan upayanya untuk memerangi penipuan investasi dan pensiun sebagai bagian dari kampanye kesadaran ScamSmart. Tahun lalu, mereka menangani 43 penyedia solusi utang tidak sah, menutup 30 situs web dan akun media sosial. Pada tahun 2023, FCA mengambil tindakan terhadap lebih dari 10.000 iklan dan promosi keuangan yang menyesatkan.
Lonjakan aktivitas penipuan semakin tinggi di dunia investasi, khususnya yang melibatkan CFD (Contracts for Difference). Para penipu kini juga semakin canggih, mereka mengarahkan korbannya yang minim literasi keuangan untuk berinvestasi di CFD melalui broker terkemuka.
Meskipun broker-broker ini mempunyai operasi yang sah, penyalahgunaan platform mereka oleh para penipu telah mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan bagi banyak orang sehingga menyebabkan rusaknya kredibilitas atau menurunnya tingkat kepercayaan akibat tindakan tersebut.
Berikut adalah sejumlah broker forex bereputasi yang namanya sering digunakan oleh pelaku penipuan CFD untuk beraksi.
1. FXCM
FXCM pernah menghadapi masalah terkait penipuan CFD yang mengatasnamakan platform mereka di masa lalu, beberapa di antaranya melibatkan klien yang menyesatkan tentang risiko dan praktik perdagangan. Tindakan ini merupakan kasus yang dikaitkan dengan skema penipuan yang melibatkan CFD.
2. IG
Sebagai broker CFD yang telah lama beroperasi, nama broker IG telah muncul beberapa kali dalam berbagai diskusi tentang peluang investasi yang disalahartikan seperti penipuan CFD.
3. AVA Trade
Broker ini telah disebutkan dalam berbagai laporan dan forum karena terlibat dalam kasus di mana klien disesatkan tentang sifat dan risiko perdagangan CFD. Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua tuduhan menyiratkan kesalahan yang dilakukan oleh broker itu sendiri, seringkali permasalahan muncul dari pihak ketiga.
Meningkatnya penipu yang mengarahkan korbannya untuk berinvestasi di CFD menggunakan broker terkemuka merupakan tren yang memprihatinkan. Meskipun brokernya sah, platform mereka dieksploitasi oleh penipu untuk menambah kredibilitas skema penipuan mereka. Dengan tetap waspada, melakukan penelitian menyeluruh, dan mencari nasihat independen, investor dapat melindungi diri mereka dari menjadi korban penipuan canggih ini.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Nama populer broker OCTA (sebelumnya OctaFX) kerap kali diadopsi oleh pelaku tindak kriminal untuk aksi penipuan perdagangan forex online. Terdeteksi 5 platform yang sangat berpotensi untuk menjadi musibah bagi trader/investor. Sudahkah Anda mengetahui identitas portal mereka?
Broker global ini tengah menghadapi berbagai permasalahan yang terkait sejumlah tindakan yang diambil oleh broker tersebut. Banxso diduga telah melanjutkan operasional meskipun lisensinya telah ditangguhkan oleh FSCA (Financial Sector Conduct Authority), yang memicu kekhawatiran besar di kalangan investor. Penangguhan lisensi ini terkait dengan dugaan praktik pemasaran menyesatkan yang dilakukan oleh Banxso, termasuk klaim keuntungan yang berlebihan dan penggunaan teknologi deepfake untuk menarik klien.
Momentum positif yang patut disyukuri oleh pihak trader forex asal Indonesia, platform broker online Tickmill UK Limited dan tim WikiFX. Proses mediasi yang tidak sia - sia, berhasil menyelesaikan masalah penarikan deposit dana sang pengguna dalam tempo hitungan beberapa hari saja.
Artikel ini membahas tentang kasus kerugian yang dialami oleh 15 investor Indonesia yang berinvestasi melalui broker TD Ameritrade, dengan total kerugian mencapai 8 miliar rupiah. Seperti apa kronologisnya dan penanganan dari kasus ini? Selengkapnya silakan dibaca disini