简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Scammer forex adalah individu atau kelompok yang melakukan penipuan dengan memanfaatkan trading forex (foreign exchange) untuk menipu orang lain. Kali ini, kasus scammer forex cantik yang berhasil membawa lari uang sebesar 1 triliun, berhasil ditangkap oleh pihak berwajib di Riau, Indonesia. Seperti apa kisahnya? Silakan baca selengkapnya disini
Scammer forex adalah individu atau kelompok yang melakukan penipuan dengan memanfaatkan trading forex (foreign exchange) untuk menipu orang lain. Mereka sering kali menjanjikan keuntungan besar dan cepat dari investasi forex, namun kenyataannya tidak ada aktivitas trading yang sebenarnya atau trading dilakukan secara tidak jujur. Scammer forex biasanya menargetkan investor yang kurang paham tentang risiko dan kompleksitas pasar forex, menggunakan berbagai taktik manipulatif untuk mencuri uang mereka.
Beberapa cara umum dari scammer forex dalam beroperasi sering ditemukan menggunakan skema ponzi, broker forex palsu, manipulasi harga, sinyal trading palsu, kursus forex palsu, robot trading palsu dan penipuan via media social.
Scammer juga dapat menawarkan program pengelolaan dana di mana mereka mengklaim akan mengelola dana investor untuk trading forex dengan imbalan bagi hasil. Namun, alih-alih mengelola dana tersebut secara sah, mereka justru mengambil uang investor dan menghilang.
Forex merupakan pasar yang sah dan dapat memberikan peluang keuntungan bagi mereka yang memahami risikonya. Namun, karena popularitas dan kompleksitasnya, pasar ini juga sering dimanfaatkan oleh para scammer untuk menipu. Dengan hati-hati dan selalu melakukan verifikasi, Anda dapat menghindari jebakan para penipu ini.
Penangkapan Natthamon Khongchak, yang lebih dikenal sebagai “Nutty the YouTuber,” mengejutkan banyak pihak, terutama mereka yang mengikuti jejaknya sebagai influencer forex di Thailand. Kasus ini melibatkan ribuan korban dan nilai kerugian yang mencapai miliaran rupiah.
Natthamon Khongchak, seorang YouTuber terkenal di Thailand, menggunakan statusnya sebagai influencer untuk menarik minat publik terhadap investasi forex. Ia menawarkan program investasi dengan janji keuntungan yang sangat menggiurkan, bahkan hingga 35% per bulan. Dengan jumlah pengikut yang besar di platform media sosialnya, Natthamon dengan cepat membangun citra sebagai trader sukses yang mampu membantu orang lain meraih kesuksesan serupa.
Melalui akun Instagram dan YouTube, Natthamon sering kali memamerkan gaya hidup mewahnya yang diduga hasil dari trading forex, sebuah skema yang menarik perhatian para investor. Dalam promosinya, ia menjanjikan pengembalian dana yang besar dalam waktu singkat, tanpa menekankan risiko signifikan yang biasanya melekat pada perdagangan forex. Para pengikut yang tertarik kemudian diundang untuk menginvestasikan uang mereka ke dalam skema forex miliknya.
Namun, seperti banyak skema Ponzi lainnya, keuntungan yang dijanjikan Natthamon ternyata berasal dari uang yang diinvestasikan oleh investor baru, bukan dari hasil trading yang sesungguhnya. Para korban yang lebih dulu berinvestasi mungkin mendapatkan sebagian dari keuntungan yang dijanjikan, namun setelah beberapa waktu, skema ini runtuh ketika Natthamon tidak lagi mampu membayar investor yang semakin banyak. Pada pertengahan 2022, ia mulai mengalami kesulitan membayar investor, yang akhirnya memicu terungkapnya penipuan tersebut.
Jumlah korban dari penipuan forex yang dilakukan oleh Natthamon mencapai angka yang mengkhawatirkan. Diperkirakan lebih dari 6.000 orang di Thailand telah menjadi korban skemanya. Natthamon mengumpulkan dana sekitar 2 miliar baht, atau sekitar 800 miliar rupiah, dari para investor yang percaya pada janji keuntungan besar yang ia tawarkan. Para korban berasal dari berbagai latar belakang, termasuk para pengusaha kecil, ibu rumah tangga, hingga profesional yang terpengaruh oleh gaya hidup mewah yang dipamerkan oleh Natthamon di media sosial.
Banyak dari korban tidak menyadari bahwa mereka telah ditipu hingga Natthamon berhenti membayar pengembalian investasi seperti yang dijanjikan. Ketika para investor mulai menuntut pengembalian dana mereka, Natthamon memberikan alasan-alasan seperti adanya masalah teknis atau gangguan di platform trading. Pada akhirnya, ketika tekanan semakin besar dan korban terus mengajukan laporan kepada pihak berwenang, Natthamon melarikan diri dari Thailand untuk menghindari penangkapan.
Kasus ini juga menjadi salah satu contoh bagaimana media sosial dapat dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan berskala besar. Pengaruh Natthamon sebagai selebriti di dunia forex memberikan kepercayaan palsu kepada banyak orang, yang akhirnya terjebak dalam skema investasi yang merugikan.
Setelah melarikan diri dari Thailand, Natthamon sempat menjadi buronan internasional. Ia menghilang tanpa jejak selama beberapa bulan, hingga akhirnya pihak berwenang mendapatkan informasi bahwa ia bersembunyi di Indonesia. Pada akhir Oktober 2024 kemarin, melalui kerja sama antara pihak kepolisian Thailand dan Indonesia, Natthamon berhasil ditangkap di Provinsi Riau.
Penangkapan ini terjadi setelah investigasi intensif oleh otoritas Thailand dan pelacakan keberadaan Natthamon yang berhasil mengidentifikasi aktivitasnya di Indonesia. Natthamon diketahui mencoba menyamar sebagai warga negara Indonesia dengan menetap di kota Dumai, Riau dan masuk secara ilegal. Namun, akhirnya dia ditangkap oleh petugas imigrasi karena tidak dapat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Setelah penangkapannya, Natthamon akan diekstradisi kembali ke Thailand untuk menghadapi berbagai dakwaan terkait penipuan dan pelanggaran hukum keuangan.
Penangkapan Natthamon di Indonesia menyoroti pentingnya kerjasama antarnegara dalam menangani kejahatan lintas batas. Kasus ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap skema investasi yang menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat, terutama ketika promosi dilakukan oleh figur publik di media sosial.
Beberapa broker forex telah diketahui terlibat dalam kasus scam yang melibatkan scammer forex, di mana para influencer ini menggunakan platform mereka untuk menarik investor ke broker tersebut. Berikut adalah beberapa contoh broker yang pernah terlibat dalam kasus penipuan yang melibatkan scammer forex:
1. FXPrimus
FXPrimus adalah broker yang terlibat dalam beberapa skema penipuan yang dipromosikan oleh influencer forex. Para influencer ini sering menggunakan media sosial untuk menarik investor dengan janji pengembalian investasi yang tinggi dalam waktu singkat.
2. IQ Option
Meskipun IQ Option lebih dikenal sebagai broker opsi biner, mereka juga menawarkan produk forex. Beberapa kasus penipuan yang melibatkan influencer forex telah menggunakan IQ Option untuk menarik investor.
3. Binomo
Binomo adalah platform opsi biner yang sering dipromosikan oleh influencer forex dan menjadi salah satu broker paling terkenal yang terlibat dalam penipuan di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Selalu berhati-hati saat memilih broker forex, terutama jika broker tersebut dipromosikan oleh influencer media sosial. Pastikan broker tersebut memiliki lisensi yang sah dan diawasi oleh regulator yang diakui secara internasional. Jangan mudah tergoda oleh janji keuntungan besar atau cepat, dan lakukan riset mendalam sebelum berinvestasi.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Di tengah inovasi dan regulasi keuangan, WikiGlobal, penyelenggara WikiEXPO, terus mengikuti tren industri dan melakukan serangkaian wawancara mendalam dan khas mengenai topik-topik penting. Kami senang mendapat kehormatan mengundang Simone Martin untuk percakapan mendalam kali ini.
Pengadilan telah menemukan bahwa penerbit kontrak untuk perbedaan (CFD) yang kolaps, Union Standard International Group Pty Ltd (USG) dan dua mantan perwakilan korporat yang berwenang, BrightAU Capital Pty Ltd (berdagang sebagai TradeFred) dan Maxi EFX Global AU Pty Ltd (berdagang sebagai EuropeFX), terlibat dalam perilaku tidak adil sistemik serta serangkaian pelanggaran hukum lainnya antara tahun 2018 dan 2020.
Perusahaan broker online tastytrade, Inc hari ini mengumumkan bahwa mereka kini memiliki integrasi perdagangan langsung dengan platform TradingView. Pelanggan dengan akun tastytrade sekarang dapat terhubung dengan mudah ke TradingView untuk meningkatkan pengalaman trading mereka dengan alat grafik dan analitis terbaik di kelasnya.
Berdasarkan investigasi yang dilakukan oleh regulator yurisdiksi Spanyol, CNMV maka terbitlah daftar hitam terbaru yang berisikan data nama platform broker ilegal berbahaya yang perlu dihindari oleh para trader atau investor di sektor instrumen keuangan online.