简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Dollar AS melemah pada akhir perdagangan Rabu (17/3/2021) waktu AS atau Kamis pagi waktu Indonesia karena investor memilih wait and see atas keputusan Federal Reserve yang dinilai berseberangan dengan ekspektasi pasar.
Dollar AS melemah pada akhir perdagangan Rabu (17/3/2021) waktu AS atau Kamis pagi waktu Indonesia karena investor memilih wait and see atas keputusan Federal Reserve yang dinilai berseberangan dengan ekspektasi pasar.
Indeks dollar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama dunia turun 0,5 persen menjadi 91,405 setelah pernyataan The Fed. Dollar AS melemah di tengah melonjaknya imbal hasil obligasi pemerintah AS karena The Fed mungkin akan mengetatkan suku bunga lebih awal dari proyeksi karena pemulihan ekonomi yang lebih cepat dari perkiraan. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun mencapai tertinggi 13 bulan di awal sesi tetapi terakhir berada di 1,647 persen.
Dalam sebuah pernyataan setelah Fed mempertahankan suku bunga stabil, bank sentral AS itu mengharapkan terjadinya lonjakan pertumbuhan ekonomi AS dan inflasi tahun ini karena krisis COVID-19 mereda. The Fed juga berjanji untuk mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol selama bertahun-tahun mendatang. Ketua Fed Jerome Powell, dalam sebuah konferensi pers mengatakan bank sentral AS belum melihat tanggal untuk mengurangi pembelian asetnya. Seandainya Powell mengisyaratkan kemungkinan mengurangi pembelian obligasi, itu akan menyebabkan penjualan obligasi yang jauh lebih tajam dan lonjakan lebih lanjut dalam imbal hasil yang akan mendorong dolar lebih tinggi. “Memajukan median perkiraan untuk kenaikan suku bunga pertama hingga tahun 2023 tidak akan sesuai dengan narasi Ketua Fed Jerome Powell,” kata ING dalam catatan penelitian.
Sumber : Kompas
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Harga Dogecoin kembali meroket dan memecahkan rekor hari ini
Ekonom Universitas Indonesia Telisa Falianty menilai perlu campur tangan bank sentral untuk memitigasi risiko dari kenaikan uang kripto seperti bitcoin.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengemukakan aset kripto memang sebuah alat investasi yang relatif baru dan diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
Dogecoin dibanderol US$50 miliar atau Rp725 triliun, mengungguli harga mata uang kripto paling populer, yaitu bitcoin.