简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Dolar AS melemah atau turun dari level tertinggi pada perdagangan Senin waktu setempat. Penurunan dolar karena investor mengevaluasi sikap hawkish Federal Reserve terhadap kebijakan moneter, sehingga menjadi jeda dalam tren bearish dolar.
Dolar AS melemah atau turun dari level tertinggi pada perdagangan Senin waktu setempat. Penurunan dolar karena investor mengevaluasi sikap hawkish Federal Reserve terhadap kebijakan moneter, sehingga menjadi jeda dalam tren bearish dolar.
“Posisi luar biasa yang sedikit mungkin terlalu condong ke arah short dolar. Sekarang pasar mencoba menarik napas sedikit sebelum benar-benar memutuskan apakah akan memperkirakan tren ini menuju dolar yang lebih kuat atau tidak,” ujar Kepala Strategi FX Amerika Utara, Bipan Rai, dilansir dari Reuters, Selasa (22/6/2021).
Dolar melemah usai pejabat Federal Reserve regional mengungkapkan akan adanya penarikan kebijakan lebih cepat dari program pembelian obligasi bank sentral, sehingga memberikan lebih banyak kelonggaran dalam memutuskan kapan akan menaikkan suku bunga.
Pernyataan tersebut pun berbeda dengan ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk tahun-tahun mendatang , bahkan ketika ekonomi pulih dari pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, pernyataan Ketua Fed Jerome Powell nantinya akan menjadi fokus perdagangan ke depannya. Untuk melihat apakah The Fed mengkonfirmasi prospek hawkish atau mencoba untuk menahan ekspektasi pasar tentang pengetatan yang lebih cepat.
Indeks dolar terhadap sekeranjang mata uang turun 0,44% hari ini menjadi 91,849. Euro naik 0,41% menjadi USD1,1917 dan greenback naik 0,03% menjadi 110,29 yen Jepang. Pound Inggris naik 1,03% menjadi m1,3933.
Beberapa analis memenilai pergerakan pasar baru-baru ini telah dibesar-besarkan oleh investor yang membuka perdagangan dan dolar masih dianggap menghadapi tekanan seiring pemulihan ekonomi global.
Dalam cryptocurrency, penurunan bitcoin berlanjut dengan penurunan 8,89% menjadi USD32.390. Hal karena China memperluas pembatasan penambangan ke provinsi Sichuan.
Dampak kebijakan tersebut pun besar karena Cryptomining di China menyumbang lebih dari setengah produksi bitcoin global.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Dolar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (26/10), setelah bergerak di kisaran sempit karena pasar menunggu berita dari pertemuan bank sentral mendatang yang mungkin memicu volatilitas. Setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa konsumen AS lebih percaya tentang ekonomi daripada yang diperkirakan, indeks dolar naik moderat 0,1 persen pada 93,9280 pada pukul 15.30 waktu setempat (19.03 GMT).
Setelah sempat turun tajam dari ketinggian di $1,800 ke $1,774 pada minggu sebelumnya, pada minggu lalu harga emas berhasil naik kembali ke $1,792 oleh karena meningkatnya kekuatiran akan inflasi yang problematik dan melemahnya dollar AS ditambah dengan postur tehnikal grafik yang baik. Namun emas sulit untuk menembus $1,800 kecuali yields obligasi AS terus turun.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2021 naik 16 sen, atau sekitar 0,19 persen, menjadi US$82,44 per barel di New York Mercantile Exchange pada Senin (18/10/2021).
Memulai minggu lalu, harga emas bertahan di $1,759 dan pada hari Kamis mengalami keuntungan yang mengesankan dengan harga emas naik ke $1,801 antara lain karena melemahnya dollar AS. Namun mengakhiri minggu lalu harga emas turun tajam pada hari Jumat sebanyak $32 ke $1,767.