简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Pada saat negara-negara melakukan lockdown minyak mengalami penurunan, tetapi ketika sudah dibuka, orang akan membeli secara besar-besaran. Ini akan terjadi dan ini yang kemungkinan besar akan membuat OPEC menahan produksinya, sampai ekonomi global kembali lagi pulih
Harga minyak mentah dunia melemah dalam beberapa hari terakhir. Kamis (5/8) pukul 15.00 WIB harga minyak mentah WTI tercatat US$ 68,13 per barel, dan minyak mentah Brent berada di level US$ 70,34 per barel. Secara month to date, harga minyak WTI sudah melemah 7,87% dan minyak Brent turun 7,85%.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, penurunan harga minyak ini karena masalah pandemi Covid-19 varian delta yang menyebar di Amerika Serikat (AS) dan China.
Beberapa wilayah di China dan AS sudah terserang Covid-19 varian delta. “Ini mengakibatkan pengetatan dan berpengaruh terhadap harga minyak yang akan turun,” kata Ibrahim.
Sentimen lain yang membuat harga minyak turun adalah data stok minyak mentah yang saat ini meningkat, walaupun persediaan bensin menurun. Menurutnya, ini berarti di AS dan China penggunaan bensin masih tinggi, karena penurunan ini bersifat sementara.
Secara teknikal, Ibrahim memperkirakan, harga minyak tidak akan kembali naik di akhir tahun dan akan terkoreksi ke US$ 67 per barel – US$ 68 per barel. Sampai akhir tahun, Ibrahim menyebut, permintaan minyak akan pulih karena akan ada pembukaan lockdown di beberapa negara besar.
“Pada saat negara-negara melakukan lockdown minyak mengalami penurunan, tetapi ketika sudah dibuka, orang akan membeli secara besar-besaran. Ini akan terjadi dan ini yang kemungkinan besar akan membuat OPEC menahan produksinya, sampai ekonomi global kembali lagi pulih,” kata Ibrahim kepada Kontan.
Ibrahim menambahkan, ke depan sanksi ekonomi atas Iran kemungkinan akan dihilangkan dan ini akan membuat produksi bertambah sehingga harga stabil.
AS juga akan intervensi apabila harga minyak terlalu tinggi, karena terlalu berbahaya untuk negara berkembang dan negara miskin. “AS sudah sering intervensi harga minyak, sejak kepemimpinan Presiden Donald Trump,” imbuh Ibrahim.
Kontan
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari 2022 meningkat 18 sen, atau sekitar 0,2 persen, menjadi US$73,88 per barel di London ICE Futures Exchange.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2022 naik US$1,80, atau sekitar 2,6 persen, menjadi US$69,95 per barel di New York Mercantile Exchange.
Chief Executive Officer Trafigura Group, Jeremy Weir, mengatakan pengetatan pasar minyak global disebabkan permintaan kembali ke tingkat sebelum pandemi.
Minyak mentah melanjutkan momentum kenaikan sesi sebelumnya pada hari Rabu. Harga pulih dari terendah intraday yang diperdagangkan di dekat tertinggi