简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 sudah masuk zona positif ke level 7,07% yoy. Meski sudah keluar dari zona resesi, Kepala BPS Margo Yuwono menyebut bahwa tingginya pertumbuhan ekonomi tersebut masih belum mampu menciptakan lapangan kerja dan menyerap banyak tenaga kerja.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 sudah masuk zona positif ke level 7,07% yoy.
Meski sudah keluar dari zona resesi, Kepala BPS Margo Yuwono menyebut bahwa tingginya pertumbuhan ekonomi tersebut masih belum mampu menciptakan lapangan kerja dan menyerap banyak tenaga kerja.
“Dampaknya belum terdampak ideal terhadap penciptaan lapangan kerja, karena kondisi sebenarnya belum pulih normal,” ujar Margo, Kamis (5/8) via video conference.
Margo kemudian mengatakan, meski tumbuh tinggi pada kuartal II-2021, tetapi sebenarnya salah satu pendorongnya adalah basis yang rendah pada kuartal II-2020 atau low base effect.
Hal ini pun juga tercermin dari pertumbuhan dari kuartal I-2021 yang tercatat hanya sebesar 3,31% qtq, alias kondisi yang masih lebih rendah dari tren pertumbuhan kuartalan pra pandemi Covid-19 yang di kisaran 4%.
Lebih lanjut, secara riil, belum terserap banyaknya tenaga kerja disebabkan oleh sektor-sektor yang biasanya banyak menyerap tenaga kerja tidak terlalu tumbuh tinggi pada kuartal II-2021 ini.
Ia bilang, sektor tenaga kerja paling banyak terserap di sektor pertanian sebesar 29,59%, perdagangan 19,2%, serta industri pengolahan. Sayangnya, pada kuartal II-2021, pertumbuhan sektor-sektor tersebut dinilai kurang maksimal sehingga masih belum bisa menyerap tenaga kerja secara masif.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Indonesia berpotensi cetak surplus neraca perdagangan terbesar tahun ini. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan hal ini bisa dicapai Indonesia jika tren surplus terjaga hingga triwulan IV-2021. “Jika surplus perdagangan terus konsisten pada triwulan IV 2021, maka tahun ini Indonesia akan mendapatkan surplus terbesar pertama kali dalam sejarah. Sepanjang Januari hingga Oktober 2021 surplus perdagangan sudah mencapai USD30,81 miliar,” kata Mendag, Rabu (17/11/2021). Diketahui, neraca perdaganga
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mendorong pasar rakyat untuk tetap beroperasi, khususnya di masa pandemi Covid-19. Salah satunya, melalui program Digitalisasi Pasar Rakyat yang diinisiasi Kementerian Perdagangan.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) secara resmi meluncurkan inisiatif baru modul e-voting dengan fitur live streaming atau kehadiran secara daring.
Kepala Ekonom Bank Dunia Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mendekati angka 5% pada 2022 mendatang meskipun sempat mengalami tekanan akibat Covid-19 pada 2020 dan 2021.