简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar: Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia Mei 2021 kembali surplus sebesar 2,36 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar 2,29 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan nilai positif sejak Mei 2020.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia Mei 2021 kembali surplus sebesar 2,36 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar 2,29 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan nilai positif sejak Mei 2020.
Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Dengan ketahanan tersebut, ke depan Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Dilansir dari Bank Indonesia, surplus neraca perdagangan Mei 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang berlanjut. Pada Mei 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar 3,49 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan surplus pada April 2021 sebesar 3,35 miliar dolar AS. Perkembangan itu dipengaruhi oleh ekspor nonmigas yang tetap tinggi sebesar 15,66 miliar dolar AS pada Mei 2021. Ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti batubara, tembaga, dan CPO, serta produk manufaktur, seperti barang dari besi dan baja, tercatat meningkat.
Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang tetap solid sejalan pemulihan permintaan global. Sementara itu, impor nonmigas tetap tinggi pada seluruh komponen, sejalan dengan aktivitas ekonomi domestik yang membaik. Adapun, defisit neraca perdagangan migas relatif stabil dari 1,06 miliar dolar AS pada April 2021 menjadi 1,13 miliar AS, dipengaruhi oleh ekspor dan impor nonmigas yang tetap kuat.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2021 tercatat sebesar USD 145,9 miliar. Posisi itu meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2021 sebesar USD 145,5 miliar.
Tahun 2021 segera berakhir, menyambut tahun 2022 Bank Indonesia telah menyiapkan strategi kebijakan BI yang akan terus disinergikan dan sebagai bagian dari arah kebijakan ekonomi nasional untuk mengakselerasi pemulihan sekaligus menjaga stabilitas perekonomian yang disampaikan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) pada hari Rabu (24/11).
Bank Indonesia (BI) optimis ekonomi Indonesia akan tumbuh positif pada 2022 mendatang. BI memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat hingga 4,7-5,5% pada 2022 dari yang sebelumnya diprediksi sebesar 3,2-4,0% pada 2021.
Pemulihan ekonomi di negara kita terus berlangsung dan kian membaik, hal ini dapat dilihat dari rilis survey konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Survei Konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terus menguat sejalan dengan membaiknya mobilitas masyarakat.